Seni Merespon Pertanyaan dari Orang Lain saat Lebaran 2025
Eits saudara-saudara yang tetap tegar menjalani kehidupan bahagia, tulisan kali ini tentang jurus jitu atau seni dalam merespon orang lain yang melontarkan pertanyaan-pertanyaan berbobot saat lebaran 2025, sebelumnya selamat idul fitri 1446 H, mohon maaf lahir dan batin. Mudik merupakan moment indah ketika berkumpul dengan orang tua, saudara, kerabat bahkan teman sekolah. Namun juga ada yang menjadikan moment buruk , karena ketika berkumpul pasti akan 1000 pertanyaan yang muncul dari saudara atau kerabat dekat. Dan pertanyaanya itu sungguh berat, namanya manusia pasti ada kekurangan kelebihan, tetapi kebanyakan pertanyaannya menjurus ke kekurangan. Mengenai obrolan, karena sudah lama tidak bertemu, setahun, dua tahun, tiga tahun bahkan bertahun-tahun, maka yang diobrolkan pasti mengenai kehidupan rumah tangga, ini kebanyakan lho yaaaaa. Tenang aja saudara-saudara, walaupun demikian usahakan tetap biasa saja. Ini yang sulit, saya yakin pasti bisa.
Sebaiknya dilakukan
Pertama, usahakan tetap menghargai dan menghormati orang lain, biasanya yang sering bertanya itu adalah orang tua. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga kerabat, keluarga atau teman sekolah dulu. Namun demikian, jangan sampai menghindar, tetap didekati dan biasa saja. Dalam merespon, hati dan pikiran tetap tenang, yang namanya obrolan akan terus berkembang sampai habis bahan pembicaraan. Sekali kali diselewengkan jawabanya kearah agak bercanda, sehingga obrolan tidak kaku dan serius. Dan itu tidak mudah dilakukan, harus pintar mengolah kata. Kalau sudah berkeluarga, suami istri harus kompak merespon, tidak boleh mencari argument sendiri-sendiri.
Kedua, cuek atau tidak memasukan ke dalam hati itu juga merupakan salah satu cara untuk merespon baik. Ketika pertanyaan itu muncul, tetap menjawab apa adanya, tetapi tidak perlu dimasukan ke dalam hati, masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Karena belum tentu dia bisa menjalani, bisanya hanya ngomong saja, sulit untuk melaksanakan.
Ketiga, adalah ujian, yang namanya ujian itu pasti tantangan, hasil akhirnya adalah nilai. Pertanyaan nylekit itu tidak harus dibalas dengan jawaban nylekit juga, karena itu semua adalah ujian. Jika dalam kondisi seperti itu, hati dan pikiran masih tenang, maka ujian dengan predikat lulus dengan memuaskan.
Semua itu adalah seni
Kadang aneh juga, mengapa ujian itu adalah seni. Perlu diketahui manusia memiliki jiwa seni. Maka semua masalah jika diturunkan ke jiwa seni, masalah tidak melebar kemana-mana, pasti terasa adem. Berbeda dengan tidak dengan seni, misalkan dengan emosi atau pikiran sedang tidak enak, maka masalah bisa meluber. Dan juga dimbangi dengan agama, selain seni. Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah dan dengan agama hidup menjadi terarah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI