" Â Ajo kawir mengeluarkan pisau lipat, memegang telinga kanan Pak Lebe,lalu mengirisnya."(hal 55)
" Ajo kawir merebut tongkat itu. Si Macan terhuyung. Sebelum Si Macan jatuh ketanah, tongkat itu menyambar batok kepalanya." (hal 120)
Dan di akhir novel, Ajo Kawir sadar dan tidak mau berkelahi lagi.
" Katakan kepada Si Kumbang, aku tak berkelahi dengan siapapun."(hal 188)Â
Â
      Tokoh selanjutnya adalah Si Tokek. Ia adalah orang yang setia kawan, keras kepala, baik hati, pemberani, dan suka berkelahi.
"Mereka berkelahi di trotoar jalan,di bioskop,di kolam renang,di lapangan sepak bola"
(hal 43)
"Si Tokek bertanya -- tanya, apakah ia harus memberitahu hal ini kepada ayahnya atau tidak. Seseorang harus tahu pikirnya." (hal 33)
Iwan Angsa, Ia adalah ayah dari Si Tokek. Ia adalah orang tua yang baik, bijaksana,pengertian, tegas, serta solutif. Banyak hal yang ia lakukan untuk menolong Ajo Kawir, agar burung Ajo Kawir bisa berdiri lagi. Salah satu usahanya adalah memberikan Ajo Kawir  buku porno stensilan karya Valentino, namun tidak berhasil juga, sehingga ia membawa Ajo Kawir ke tempat pelacur.
" Aku ingin kau membuat kemaluanya berdiri,bagaimanapun caranya," kata Iwan Angsa.