Mohon tunggu...
Munib Abduh
Munib Abduh Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pemerhati media, Jurnalis Pejalan Kaki & Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Siapa Bisa Hentikan Wacana "Menuju RI 2"?

19 Maret 2018   23:17 Diperbarui: 19 Maret 2018   23:21 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menarik sentilan seorang praktisi media, Rocky Gerung, bahwa "Muhon maaf, kurang pantas presiden bertanya, sebutkan jenis ikan, lalu ambil spedanya," katanya dalam opsi. "Sebab pertanyaan itu tidak merangsang masyarakat untuk berpikir," imbuhnya.

Sudah jamak kebenaran dipromosikan yang berarti tak sedikit kebohongan disembunyikan. Pada titik inilah keinginan bertemu keangkara-murkaan dan kebijakan bersua kepentingan.

Bukan perkara hoak, yang jelas mengendalikan informasi dan sistemnya adalah cara halus melemahkan partai oposisi. Penguasa punya intelejen, tim survei, badan cyber, media, lovers, dst. guna meng-haters oposisi.

Kecerdikan penguasa dalam mengendalikan kepunyaannya, akhir-akhir ini, baunya terdengus hidung yang bahkan sedang alami flu dan terpantau mata yang bahkan sedang ditutp rapat-rapat.

Tahun ini -yang katanya tahun politik- telah membius sejumlah partai dari oposisi hingga pendukung ribut merebut posisi RI 2. Seperti kelamin yang baru disunat, opini publik telah melemaskan gairah lawan.

Opini tentang Menuju RI 2 tak henti-hentinya didengungkan pemerintah melalui "medianya" yang terbukti "mengamankan" kursi RI 1. Tidak bisa disangkal opini publik ini (baca: menuju RI 2) tergolong agenda setting yang nyaris berhasil jika tidak sejumlah relawan.

Maka, relwan itu harus diapresiasi dan diharapkan terus bermunculan guna melahirkan "kepala" yang tarung dipanggung RI 1. Satu kalimat untuk jamaah relawan

"Lebih jantan bertarung meskipun buntung dari pada sok mendukung yang akhirnya saling tikung,"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun