Mohon tunggu...
Munib Abduh
Munib Abduh Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pemerhati media, Jurnalis Pejalan Kaki & Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Memposisikan Diri?

3 Oktober 2017   18:23 Diperbarui: 3 Oktober 2017   19:08 2793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengingat hidup adalah pilihan; menjadi subyek, atau menjadi obyek. Apabila anda memposisikan hidup diri sebagai subyek maka keberhasilan hidup cenderung lebih besar daripada sekadar memposisikan sebagai obyek. Hal demikian terjadi karena menjadi obyek lebih condong menyalahkan keadaan, mengeluh tentang situasi, bergantung pada kondisi hingga akhirnya menjadi korban situasi dan kondisi.

Beda hasilnya ketika  memposisikan diri sebagai sabyek yang  berusaha untuk mengubah keadaan, tidak pasrah pada situasi hingga  menelurkan juga menolarkan suatu perubahan melalui lakon dan tindakan.

Puncaknya potensi diri terus dikembangkan-biakkan, diasah yang selanjutnya mengantarkan diri pada kemujuran hidup. Percayalah! mengeluh hanya memperlihatkan diri sebagai orang yang lemah, kaku, tidak berdaya. Konsekuwensinya, anda akan dijahui dan membuat orang lain enggan untuk berkumpul dengan anda karena anda tak ubahnya pribadi yang bermasalah.

Karena ini, orang yang memposisikan hidupnya sebagai obeyek akan merubah istana menjadi gubuk yang tidak terawat. Begitupun sebaliknya, orang yang memposisikan dirinya sebagai subyek akan merubah gubuk menjadi istana. Hanya dengan menajadi subyek anda akan mencari dan menemukan solusi atas segala problem yang terjadi serta tetap spirit ditengah polemik dan akan menyemai benih-benih kehebatan yang diidolakan banyak orang.

Apalagi hidup menurut pandangan Erving Goffman melalui teori dramaturuginya bagai panggung drama yang lengkap dengan topengnya. Dimana kenyaman hidup dipengaruhi oleh secerdik dan secerdas apa anda memerankan dan memamirkan diri sebagai aktor. Artinya, semakin jago kedirian seseorang berakting maka ia semakin tenar dan laku dipanggung sinema. Minimalnya, ini yang dirasakan aktor Reza Rahadian yang sudah jamak film dibintanginya.

Memang benar, diri anda tidak bisa menjadi bintang sekelas Reza Rahadian. Tapi bukan tidak mungkin diri anda lebih berkualitas dari aktor tersebut. Semua ini, bergantung bagaimana anda memposisikan hidup anda yang disukung dengan kecerdikan anda dalam mengenakan topeng kedirian anda. Karena mustahil setiap diri hidup tanpa potensi.

Sudah saatnya, memandang dan menyatakan 'Rumput diri lebih hijau dari rumput tetangga dan selimut diri lebih hangat dari selimut tetangga'. Tentu harus diimbangi dengan gelora semangat yang memuncak, asa yang tak putus, serta usaha yang terus dikerahkan. Inilah yang dimaksud Az-Zarnuji dalam Ta'lim al-muta'allim "Tanlu mtatamann biqadri mtamann-kamu akan mendapatkan sesuai usaha yang kamu kerjakan".

Penulis Tuan Rumah dihttps://gubugkaryaku.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun