Mohon tunggu...
MUNAWAR FUAD NOEH
MUNAWAR FUAD NOEH Mohon Tunggu... Dosen - Profesional, Social Entreprenuer

Bocah asli Putera daerah Pasundan Jawa Barat, terlahir asal Cibarusah Bekasi, pegiat perubahan, seorang social entrepreneur leader dengan visi besar, misi mulia dan cita luhur utk pemuliaan antar sesama, Pendiri/Pembina GSA Foundation, Pimpinan Yayasan Pesantren Ashshulaha Cibarusah, penulis buku "Indonesia: Awakening The Giant", "Kyai di Republik Maling", serta 27 buku terpublikasi lainnya, DOSEN di President University, Konsultan Corporate Social Responsibility & Good Corporate Governance, Direktur Program Dewan Masjid Indonesia Pusat, pernah bertugas diplomasi publik di mancanegara, pernah menjadi Tim Ahli Menteri Pertambangan dan Energi, Staf Khusus Menteri Kominfo RI, Asisten Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Sekretaris PP DMI Pusat, Pengurus PB Nahdlatul Ulama, MUI Pusat, ICMI Pusat, terpilih sebagai Sekretaris Jenderal DPP KNPI, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, Vice President Pemuda se Asia, Koord. Persaudaraan Anak Bangsa (Pimpinan Pemuda Lintas Agama0, Ketua Umum Senat Mahasiswa FS IAIN Jakarta, Ketua Presidium Mahasiswa Pascasarjana IAIN Jkt, buku terbarunya "Kyai di Panggung Pemilu : Dari Kyai Khos sampai Kyai High Cost", DR. Munawar Fuad Noeh, MA, lengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Urgensi Moderasi Beragama untuk Ketahanan Nasional

14 Juli 2021   16:42 Diperbarui: 14 Juli 2021   17:05 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

URGENSI MODERASI BERAGAMA

DALAM MEMPERKUAT KETAHANAN NASIONAL

Kemampuan membangun konsensus nasional di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi modal terbesar Indonesia untuk tetap eksis dan berkelanjutan dalam menjaga tujuan dan cita-cita nasionalnya. Di tengah keragaman budaya, agama, suku, ras, tradisi dan masyarakat yang plural, mencerminkan kekhasan dan keunikan Indonesia yang ditopang oleh empat pilar kebangsaan yang kokoh yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Seiring dengan dinamika dan perkembangan lingkungan strategis, baik di dalam dan luar negeri, kemampuan Indonesia untuk menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur senantiasa menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dalam merawat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa dan negara dengan memperkuat ketahanan nasional melalui pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Presiden RI Joko Widodo mempertegas komitmen pemerintah untuk terus mendorong moderasi beragama (Modema) di Indonesia. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen dan akan terus berupaya untuk mendorong moderasi beragama. Sikap-sikap yang tidak toleran, apalagi yang disertai dengan kekerasan fisik maupun verbal harus hilang dari bumi pertiwi Indonesia. Sikap keras dalam beragama yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat tidak boleh ada. Kehidupan keagamaan harus berpedoman kepada ajaran keagamaan yang sejuk, ramah, serta mengedepankan toleransi, bukan yang bersifat tertutup dan eksklusif. Untuk itu, pemerintah tidak akan membiarkan tumbuhnya sikap tertutup dan intoleran (Presiden Joko Widodo, 2021).

Perhatian Presiden Joko Widodo menunjukkan pentingnya Modema menjadi perhatian sekaligus bersifat afirmatif dalam pelaksanaan dan pencapaiannya, sekaligus menjadi peringatan pentingnya moderasi beragama untuk menjaga integrasi nasional guna memperkuat ketahanan nasional.

Melalui penulisan esai ini, penulis berharap dapat memaparkan tentang urgensi Modema untuk mendorong pertumbuhkembangan kehidupan beragama yang lebih toleran, damai,  dan harmoni guna meningkatkan ketahanan nasional.

Dari penjelasan tersebut penulis dapat menyusun rumusan masalah, bagaimana urgensi moderasi Modema dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dilaksanakan melalui kebijakan dan program pemerintah guna meningkatkan ketahanan nasional

 

Analisis Data

Fenomena merebaknya intoleransi, ekstremisme, radikalisme, dan terorisme di Indonesia dalam konteks yang luas, menjadi keprihatinan sekaligus merupakan kondisi faktual yang menggugah kewaspadaan nasional bersama.  Hamilton dan White, menyebut Indonesia sebagai satu dari negara dengan tingkat kasus tertinggi dalam radikalisme dan terorisme di Asia Tenggara (Hamilton-Hart, 2005; White et al., 2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun