Prancis juara piala dunia 2018 gugur di Arena Nationala Buchares Rumania. Drama ironis tim favorit Euro 2020. Sang raja takluk ditangan Swiss, tim tak diunggulkan.
Setangguh Kambing pegunungan, produktif bak Sapi perah dataran tinggi Alpen. Swiss menjungkir balikan logika dan prediksi para analis bola. Tim bertabur bintang Prancis itu dikalahkan ksatria ksatria tak dikenal dari negeri gunung, Swiss.
Pertarungan sengit, dramatis serta melelahkan menguras tenaga dan mental. Setelah perpanjangan waktu 2 kali 15 menit terlampaui, penentuan ke babak perempat final melalui adu pinalti.
Adu pinalti adalah pertarungan insting, mental dan akal pikiran. Swiss sukses memanage mental dan memenangkan tos tosan. Drama menegangkan pun berakhir. Prancis harus angkat koper pulang kandang.
Babak pertama, pada menit lima belas Prancis dikejutkan serangan cepat Swiss dan kebobolan gol pertama. Seferovic, stiker Swiss bernomor punggung 9 memanfaatkan umpan silang dari sisi kiri. Menanduk keras, bola lolos dari jangkauan Lloris kiper Prancis dari klub Tottenham. Bola meluncur ke pojok gawang kanan, jala bergetar. Satu kosong untuk Swiss. Lautan merah suporter Swiss melonjak bersorak gembira.
Trisula serang Prancis, - Mbappe, Griezmann, Benzema - bekerja keras gencar menggedor pertahanan lawan mengejar ketertinggalan. Namun sampai peluit babak pertama ditiup, trio berbahaya itu tak juga mampu menyamakan kedudukan.
Swiss dan Prancis adalah negara Alpenis. Negara bertetangga berbatasan gugusan pegunungan Alpen yang indah. Keduanya mengandalkan Alpen sebagai aset wisata andalan. Puncak puncak Alpen yang tersebar di kedua negara itu menjadi destinasi wisata eksotis, menarik jutaan wisman seluruh dunia setiap tahunnya. Sebutlah puncak dan dataran tinggi Mount Blanc di Prancis. Kemudian puncak Jungfraujoch, Mattherhorn, puncak Eiger di Swiss merupakan tempat tempat terelok dunia yang pasti masuk bucket list para pengembara penjelajah pelesiran.
Kehidupan gunung yang sarat gejolak  dan tantangan alam menuntut penduduknya memiliki fisik kuat, tindakan sistematis dan sabar serta cermat menghitung risiko.
Peluit babak ke dua ditiup. Trisula serang Prancis semakin inten merangsek kubu belakang Swiss. Suplai efektif dari pemain tengah Pogba dan Kante melahirkan kemelut dan bahaya di lini pertahanan Swiss. Griezmann bak hantu gentayangan berada dimana mana mengatur serangan. Coman winger kiri mempergencar tusukan. Namun tak kunjung berhasil. Bahkan Swiss mendapat hadiah pinalti.