Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Bola

Final Piala Dunia 2018, Antara Keindahan dan Pragmatisme

16 Juli 2018   14:14 Diperbarui: 16 Juli 2018   14:17 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keindahan tidak menyelamatkan Tim, hanya kecermatan yang menuai Kemenangan.Barangkali itu yang ada di pikiran Deschamps, pelatih Prancis, juara Piala Dunia 2018, setelah menaklukkan Kroasia 4 - 2.

Tim ayam jago Prancis seolah menjadi Tim yang takut kalah, daripada skuad yang ingin menang.

Dengan kredo itu, pola bermainnya menjadi berbeda dengan tim tim yang ingin menang. Permainan Kroasia, Inggris, Belgia, sebagai tim tim yang haus kemenangan mempunyai pola bermain menyerang. Penguasaan bola, menjadi hal utama.

Ternyata, Prancis juaranya, menggugurkan ramalan 20 tahunan Piala Dunia. Ramalan, kalau setiap 20 tahun, akan lahir juara baru. Ramalan itu tidak terbukti, Kroasia kalah. Bahkan Prancis menapakkan siklus baru, setiap 20 tahun akan menjadi juara. Setelah tahun 1998 menjadi juara, tahun 2018, selang 20 tahun kemudian, Mbappe dkk mengangkat tropi piala dunia untuk yang kedua kalinya.

Apakah itu hanya karena pola pragmatisme anti tesis keindahan bermain?

Instruksi Deschamps adalah menghindari kesalahan serta ketidak sempurnaan. Dan kesalahan paling fatal dalam bola adalah kalah, kemasukan bola. Takut kalah dan serangan balik , menjadi tema sentral Prancis selama satu bulan Piala Dunia Rusia ini.

Dan serangan balik itu, dikemas dalam harmoni Simphoni tiga trisula Prancis yang sukses mengeksekusi.

Tiga striker Prancis yang selalu menjadi starter, Giroud, Griezmann dan Mbappe, sejatinya memiliki gaya bermain yang berbeda, namun tetap saling melengkapi dan mendukung untuk kejayaan Tim.

Giroud, striker lama Arsenal yang awal tahun ini pindah ke Chelsea, adalah senior berkarakter Developer.

Memberi umpan dan peluang kepada yang lain untuk menjadi lebih baik. Giroud seolah menjadi Tanah, lahan kesuburan bagi striker yang lain. Selama Piala Dunia ini, dirinya tidak mencetak Gol satupun. Namun dia menjadi pemecah konsentrasi lawan , yang banyak membuahkan gol bagi Prancis.

Antoine Griezmann, adalah air yang mengalir kemana mana. Memberi supply energi bagi Prancis, dan menjadi luapan banjir penghancur bagi lawan lawannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun