Mohon tunggu...
MULYANI ANGGY PUTRI
MULYANI ANGGY PUTRI Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Dasar Sekolah Menengah Pertama

CGP Angkatan 1-Kota Pekanbaru-Riau _SMPN 37 Fasilitator : Budi Hartono Guru Pendamping: Fitria Novita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demomnstrasi Konstekstual Modul 3.1 a.7 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

6 April 2021   18:29 Diperbarui: 6 April 2021   18:41 5554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

FASILITATOR: BAPAK BUDI HARTONO-GURU PRAKTIK (PENDAMPING): IBU FITRIA NOVITA

Dalam mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat suatu keputusan yang kreatif sebagai orang pemimpin pembelajaran, sangat penting bagi kita mempraktikkan aspek-aspek apa saja yang perlu dilakukan atau diperhatikan sebelum dan sesudah pengambilan suatu keputusan dibuat. 

Lalu manakah prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang cenderung sering kita gunakan?, Apakah kita pernah menganalisis keputusan itu?, Untuk apa keputusan itu dibuat?

Bagaimana kita menguji pengambilan keputusan itu? dan apakah keputusan itu sudah efektif atau tepat sasaran? Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik maka harapan menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang lebih baik, berkualitas dan mandiri akan dapat terwujud.

Dari pengalaman kita bekerja kita di institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. 

Ketika kita menghadapkan dengan situasi dilema etika, maka akan ada nilai-nilai kebajikan yang mendasarinya namun bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. 

Di samping itu kita harus menyadari pula bahwa tidak ada aturan baku yang berlaku untuk memutuskan situasi dilema etika karena hal ini sifatnya relative dan bergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi pada saat kejadian. Artinya adalah hal ini dapat dimaknai bahwa terkadang adalah hal yang benar untuk memegang aturan demi suatu keadilan, akan tetapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar pula.

Demikian pula sebaliknya ketika dihadapkan dengan situasi bujukan moral (Benar Versus Salah) bahwa dalam melakukan hal yang salah walaupun untuk alasan yang baik tetap saja salah. Contohnya menyontek. Walau pun tujuannya untuk mendapatkan nilai yang baik yang tentuanya juga merupakan hal yang baik, tetap saja salah. Kemudian berbohong yang merupakan sebuah tindakan yang salah. Walaupun tujuannya untuk kebaikan tetap saja salah.

Untuk itu sebelum melakukan aktivitas pengambilan keputusan pada situasi yang terjadi dalam dilema etika, ada 4 kategori paradigma pengambilan keputusan  yang harus kita cermati yaitu:

Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun