Perebutan unsur pimpinan KPK akhirnya berakhir dengan prokontra, Unsur Polri dijabat Firli dan tidak tanggung2 karena jabatannya sebagai Ketua KPK, kemudian Unsur Hakim 2 orang sedangkan unsur Kejaksaan terlempar yakni Johannes Tanak.Â
Terlemparnya unsur Kejaksaan patut diduga dianggap kaki tangan parpol tertentu. Boleh jadi unsur Kejaksaan dianggap tidak steril alias membawa Missi tertentu. Johannes Tanak adalah satu satunya unsur Jaksa yang lolos pada seleksi 20 besar tapi akhirnya kandas di meja sang Presiden. Manuver Johannes Tanak dalam interview pansel sangat tergambar karena seakan akan Johannes Tanak berseberangan dengan Kejaksaan Agung selama ini, tapi sepertinya gerakannya sangat mudah terbaca lawan politik.
Saat ini pasca ditetapkan 5 pimpinan baru KPK mudah dibaca bahwa Polri dan Mahkamah Agung Kompak dan Kejaksaan Agung masih dipersimpangan jalan menunggu rotasi pimpinan tertinggi Kejaksaan Agung. Kader Kejaksaan terbelah demi karir.
Simpul simpul Hukum tinggal selangkah lagi jadi satu komando, semoga berakhir dengan indah.