Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Peluklah Conte, Wahai Inter!

22 Agustus 2020   23:55 Diperbarui: 27 Agustus 2020   11:36 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Inter, Antonio Conte. Sangat layak untuk bertahan? (Sumber : Kompas.com)

Prestasi Inter di Coppa Italia musim ini adalah yang tertinggi sejak 2015/2016. Tiga musim berikutnya Il Biscione selalu gugur di perempat final.

Simpulannya, ada peningkatan capaian dari kesemua ajang yang diikuti Inter (kecuali LC). Peningkatan ini tak hanya dari segi hasil akhir, namun juga detail-detail seperti produktifitas pemain dan ketanggulan lini belakang. Dengan catatan seperti itu, dapat diartikan bahwa Conte sudah mulai menemukan resep yang tepat untuk membangkitkan sang ular besar.

Magnet Pemain Bintang

Para Interisti pasti masih terkenang masa-masa jahiliyah 2012-2017 saat rekrutan Inter adalah nama-nama seperti Ruben Botta, Jonathan, Hugo Campagnaro, Ishak Belfodil, Saphir Taider dan sederet nama semenjana lainnya. Praktis hanya Samir Handanovic dan Mauro Icardi yang mencuat.

Menyigi di musim ini, ada yang berubah dalam strategi transfer Inter. Nama besar Conte nampaknya mampu menarik bintang-bintang luar negeri yang sudah lama sekali tak hinggap ke Giuseppe Meazza. Conte berhasil meyakinkan Romelu Lukaku untuk hijrah ke Milano.

Pada Januari, datang gelandang berkelas yang tampil di final Liga Champion musim lalu, Christian Eriksen. Kejutan besar tentu ada pada bulan lalu, saat Inter mengumumkan mereka berhasil mengamankan Achraff Hakimi dari Real Madrid.

Nama-nama kelas satu ini tentu telah mempertimbangkan, dengan siapa mereka akan bekerja di klub barunya. Siapa pelatihnya nanti? Bagaimana reputasinya? Conte punya modal ini. Maka menarik ditunggu, bintang mana lagi yang akan datang untuk bekerja bersama Conte?

Conte juga punya reputasi mampu memaksimalkan pemain yang dianggap sudah habis. Tanyakan pada fans Manchester United bagaimana pendapat mereka tentang Lukaku, Ashley Young dan Alexis Sanchez. Trio ini dianggap ampas di MU, namun bangkit dibawah Conte.

Victor Moses pun begitu. Conte paham betul kemampuan Moses lantaran pernah mengasuhnya di Chelsea. Di tangan Conte semasa di the bleus lah Moses bertransformasi menjadi wing back andal meski berposisi asli sebagai winger/striker.

Mental Pemenang

Inter memang tak memenangkan apapun musim ini. Namun mengingat apa yang ia canangkan di awal musim menunjukkan Conte punya mental pemenang yang mendarah daging.

Sejatinya, target yang dibebankan manajemen pada Conte di musim pertama hanyalah lolos ke Liga Champion lewat jalur liga dan lolos fase grup untuk level kontinental. Namun Conte menetapkan bahwa ia menginginkan untuk langsung sukses di musim pertama. Target pribadinya adalah scudetto.

Menaikkan level standar pencapaian secara pribadi adalah bentuk mentalitas pemenang. Hal itulah yang coba ditularkan Conte pada anak asuhnya. Dari segi proses bermain ada yang berubah. Inter yang kita kenal pada musim-musim sebelumnya adalah Inter yang mudah panik saat kebobolan terlebih dahulu, tersandung tim yang lebih lemah, dan kerap ambyar pada partai tandang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun