Hanna Rambe dalam bukunya yang berjudul "Seseorang Lelaki Di Waimital" cerinta inspiratif dan kisah haru dari seorang yang bernama Muhammad Kasim Arifin.
Pemuda Indonesia dan salah satu dari mahasiswa kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Yang berhasil mengukir namanya dalam tinta emas, inspirasi bagi setiap generasi.
Berangkat dari kisah nyata, namanya menjadi harum dan memberikan kesan mendalam di hati masyarakat Waimital. Atas kontribusi besar dunia pertanian, lahan persawahan petani Waimital.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1964, kala Kasim mengikuti tugas perkuliahan. Program praktik lapangan mahasiswa di masyarakat yang kita kenal istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Ditempatkan didaerah Indonesia bagian Timur, tepatnya Propinsi Maluku pulau Seram, Waimital tempatnya. Kasim menjalankan/melalsanakan amanah almamaternya.
Di Waimital terketuk hati, jiwanya terpanggil untuk berbuat sesuatu pada masyarakat. Berbekal ilmu dibangku perkuliahan ia coba terapkan.
Status mahasiswa aktif ia lepas, terjun langsung ke lahan persawahan masyarakat. Dengan berpenampilan layaknya masyarakat petani pada umumnya.
Mengelolah lahan persawahan bersama masyarakat Waimital. Bergotong royong dan membangun berbagai akses untuk menunjang kemakmuran para petani, mengelolah tanah persawahan.
Merintis jalan baru, membangun pengairan (irigasi), mencetak lahan sawah baru, serta menumbuhkan semangat kebersamaan masyarakat Kasim lakukan.
Bergerak karena kesadaran bersama, memantik inisiasi sendiri tanpa harus menunggu uluran tangan pemerintah.