Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Evaluasi Civitas Akademik dalam Memahami Tujuan Pendidikan Nasional

19 Februari 2019   12:58 Diperbarui: 19 Februari 2019   13:59 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kukutip dari sebuah Film Bollywood yang berjudul Hicki yang diperankan Aktris Rani Mukherje; 'pendidik biasa hanya memberi ilmu, pendidik hebat membuat kita mengerti, tapi pendidik sangat hebat menunjukkan cara mengamalkannya dan menjadi teladan bagi anak didik. Mengajar itu mudah tapi belajar itu sulit. Dengan kata lain lencana bukan untuk anda. Tapi anda adalah untuk lencana".

Bangsa Indonesia dihadapi dengan arus globalisasi dan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin pesat. Di satu sisi memberikan kebaikan namun di sisi lain menimbulkan degradasi peradaban. Dua sisi berlainan bagaikan "pisau yang bermata dua" memberikan manfaat namun bisa menjadi mudharat. 

Realitasnya menunjukan persoalan yangkomplek dalam membentuk karakter bangsa (Nation Character Building) Khazanah nilai-nilai kearifan bangsa mengalami erosi nilai, etika, kultur dan budaya. Persoalan real yang dihadapi oleh bangsa indonesia adalah bagaimana membentuk karakter bangsa yang kaya ditengaharus global yang mengancam. 

Ironisnya, pendidikan sebagai sebuah isntitusi yang diharapkan dapat menangani permasalahan ini ternyata belum dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengambangan karakter. Institusi pendidikan di Indonesia nampaknya belum cukup berhasil dalam menumbuhkan manusia yang unggul, yang beriman, bertaqwa, professional dan berkarakter. 

Padahal, apabila kita cermati, sejak usia dini, bahkan usia TK, anak-anak Indonesia sudah wajib diajarkan agama di sekolah, dan ketika di SD sampai SMA dan Univesitas, wajib mengikuti pelajaran Moral Pancasila dan sejenisnya.

Realitanya menunjukan angka kemunduran dewasa ini perilaku-perilaku amoral, Pungutan liar, prostitusi intelektual, permainan anggaran, kritikus dan otokritik lesu tidak berdarah, jiwa kreativitas yang mandul, mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan, KKN serta perilaku korupsi sangat merajalela. 

Konsep Tut Wuri Handayani, Ing Ngarsa Sung Tulodo dan Madya Mangun Karsa telah ditinggalkan. Artinya pengajaran dan pengetahuan yang diperoleh selama ini tidak berfungsi terhadap perubahan moral dan mentalitas manusia Indonesia "hanya kulit bukan isinya". bahkan cenderung seperti penyakit sistemik yang akut. 

Oleh karena indonesia memerlukan sebuah formula yang mampu  mengakomodir keberagaman masyarakat Indonesia. Indicator-indikator ini harus diselesaikan bukan pembiaran berkelanjutan secara berjama'ah. Dalam hal ini harus ada pemutusan mata rantai yang telah rusak. Solusinya hanya di dunia pendidikan.

Pendidikan nasional befungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter bangsa yang bermartabat mencerdaskan kehidupan bangsa. Eksplorasi potensi generasi menjadi manusia yang potensial dalam peradaban menuju insan paripurna. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memiliki tujuan subtansial membentuk manusia bermental dan bermoral yang beriman, bertakwa, cakap, mandiri, cerdas dan berahklak mulia.

Siapakah unsur-unsur yang berada di dalam civitas akademik?

1. Pendidik (guru/dosen)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun