Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jangan Berpuasa Ramadan Kecuali Anak Bulan Sudah Tampak

12 April 2021   17:49 Diperbarui: 12 April 2021   19:21 3238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bulan (Shutterstock.com via Kompas.com)

Salah satu tolok ukur atau tetenger yang paling penting dan syarat wajib untuk melaksanakan puasa Ramadan adalah terlihatnya anak bulan atau hilal secara kasatmata.

Artinya, jangan berpuasa Ramadan jika anak bulan atau hilal belum tampak atau belum kasatmata. Ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad sebagai dasar dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadan dan hari raya Idulfitri.

"Berpuasalah karena (atas dasar) melihat hilal, dan berbukalah (Idulfitri) karena melihat hilal. Dan jika (hilal) tidak terlihat (tertutup awan), maka genapkan bilangan hari-harimu menjadi 30 hari---bulan Syakban untuk berpuasa dan bulan Ramadan untuk beridulfitri)."

Anak bulan (hilal, bulan sabit) adalah bulan baru (new moon) yang menunjukkan bulan baru (new month) atau awal bulan dalam kalender Hijriah. 

(Bedakan dengan frasa "anak bulan" dalam KBBI Daring, karena artinya berbeda dengan "anak bulan" yang artinya hilal atau bulan sabit yang menandai awal bulan dalam kalender Hijriah atau istilah dalam Astronomi).

Dalam tradisi umat Islam Indonesia, khususnya, dan tentu saja umat Islam secara global, penetapan awal bulan Ramadan, awal bulan Syawal, dan awal bukan Zulhijah, adalah sangat penting dan strategis, karena berkaitan dengan ritual umat Islam: Puasa Ramadan, hari raya Idulfitri, dan haji (hari Arafah dan hari raya Iduladha).

Indonesia sebenarnya dalam menentukan dan menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan itu semua dalam pelaksanaannya berdasarkan pada metode hisab dan metode rukyat.

Metode hisab ini digunakan oleh Muhammadiyah dalam menentukan awal Ramadan. Makanya, Muhammadiyah jauh-jauh hari sudah menetapkan bahwa awal Ramadan jatuh pada hari Selasa, 13 April 2021.

Nahdlatul Ulama (NU) dan Kementerian Agama menunggu hasil rukyatul hilal (pemantauan hilal) sore ini, Senin (12/04/2021) di sejumlah lokasi, kurang lebih 86 lokasi di 34 provinsi di Indonesia.

Apakah hilal akan tampak atau terlihat dengan mata telanjang atau lewat teleskop sore ini? 

Jawaban pastinya tentu menunggu setelah matahari terbenam sore ini, dan laporan hasil rukyatul hilal dari beberapa titik lokasi di antero tanah air. Dan ini sekaligus sebagai dasar penetapan awal Ramadan dalam sidang isbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama beberapa menit lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun