Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Sebelum Hamil, Apakah Pasutri Bisa Menentukan Sendiri Jenis Kelamin Anak?

16 Maret 2021   20:06 Diperbarui: 17 Maret 2021   19:44 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hamil (Honeyriko Via Kompas.com)

Wara-wara: Konten ini kategori dewasa atau khusus bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas (18+), dan tidak diperkenankan bagi anak di bawah umur atau yang berusia 18 tahun kurang 1 hari sesuai UU yang berlaku (kecuali di bawah bimbingan dan pengawasan orang tua).

Lazimnya, pasangan suami istri, khususnya yang baru menikah, atau pengantin baru yang sedang hangat-hangatnya mewujudkan idealisme, dan sering muncul keinginan atau rencana untuk langsung memiliki buah hati. 

Terjadilah diskusi antarsuami-istri, kira-kira mau punya anak laki-laki atau perempuan. Walaupun sebenarnya mau anak laki-laki atau anak perempuan sama saja. Sama-sama adalah anugerah Tuhan Yang Mahakuasa. Dan tetap harus mendapat perlakuan dan kasih sayang yang sama dari kedua orang tuanya. Tidak boleh dibeda-bedakan. 

Hindari memahami soal ini mengarah ke konteks perlakuan diskriminasi. Tidak ada maksud ke situ sama sekali. Ini hanya ingin menunjukkan realitas dari kecenderungan yang ada di masyarakat kita.

Atau taruhlah, pasangan suami istri itu sudah dikaruniai anak laki-laki, selanjutnya muncul keinginan untuk punya anak perempuan, atau mungkin sebaliknya. 

Sekali lagi, perlu ditegaskan, bahwa dikaruniai buah hati, itu pure adalah hak prerogatif dan kuasa Tuhan. Tapi, Tuhan memang memberikan kesempatan ikhtiar.

Karena tidak sedikit kasus, ada pasangan suami istri (pasutri) yang lebih cepat dikarunia anak. Istilahnya masuk kategori pasutri subur atau memiliki potensi banyak anak. 

Sampai ada kepercayaan atau semacam seloroh sebenarnya, yang menganggap simbol subur (potensi banyak anak) dan tidaknya pasutri itu, terutama istri, dirasakan dari bekas duduknya, (jika dipegang) terasa hangat atau tidak. Hangat berarti tandanya subur, atau sebaliknya. Sekali lagi, apakah ini termasuk fakta atau mitos, harus dibuktikan secara ilmiah.

Dan tidak jarang terjadi juga kasus, ada pasturi yang susah mendapat keturunan atau dikarunia anak. Sampai bertahun-tahun berbagai ikhtiar dan usaha ditempuh dan dilakukan untuk mendapakan momongan. Alhamdulillah ada yang berhasil tapi tidak jarang juga berakhir gagal. 

Ini bisa jadi disebabkan banyak faktor, dan pada akhirnya ini pun bisa jadi adalah suratan atau takdir Tuhan tadi. Maka, muncul istilah di masyarakat yang kurang enak didengar, yang disebut dengan mandul.

Ingat, kembali ke persoalan, sebelum hamil, apakah pasutri bisa menentukan sendiri jenis kelamin anak sesuai yang diinginkan? Ini tentu sekadar ikhtiar, dan takdir tetap di tangan Tuhan pada akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun