Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bermula dari Batu Ginjal, Akankah Berujung Meatotomy?

4 April 2019   20:00 Diperbarui: 30 September 2019   19:09 2839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi batu ginjal (piotr_malczyk)

Ini cerita tentang rekam jejak medis saya. Cerita ini lebih sekadar curahan hati (curhat) pribadi tentang hal yang kurang menyenangkan. Tetapi anggap saja, saya sedang ingin berbagi kepada para Kompasianer atau pembaca berkaitan dengan apa yang saya alami selama ini. Berharap ada manfaatnya, atau paling tidak, mungkin ada saran dan pencerahan dari Anda, Kompasianer.

Adalah sekitar dasawarsa yang lalu (2010), berawal dari sakit yang luar biasa di sekitar pinggang saya agak ke belakang di atas pinggul.

Awalnya saya pikir, ini sakit biasa saja, paling-paling, masuk angin atau gejala maag. Kalau sudah begitu saya biasanya minum obat maag atau obat tolak angin, bahkan karena masih menganut cara tradisional, pilihannya adalah dikerok untuk mengatasi gejala masuk angin.

Tapi ternyata sakitnya tetap tidak mau pergi. Masih terasa, sakit luar biasa. Kalau dokter bilang, sakitnya itu seperti seorang ibu yang melahirkan secara normal (bayangkan saja bagi ibu-ibu yang pernah melahirkan normal, bukan operasi caesar, seperti itulah sakitnya).

Akhirnya, karena nggak hilang-hilang sakitnya, terpaksa saya ke rumah sakit. Masuk ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Setelah dicek oleh dokter, diprediksi (baru diagnosa awal) oleh dokter bahwa sakit saya diakibatkan batu ginjal. Untuk memastikan itu harus di-rontgen atau di-USG, dan ditangani oleh dokter spesialis urologi.

Sebagai pertolongan pertama, saya diberi semacam obat penghilang rasa sakit (Analgesik, obat untuk meredakan rasa nyeri tanpa mengakibatkan hilangnya kesadaran, KBBI Daring). Selang beberapa menit, benar rasa sakit saya reda. Setelah itu saya boleh pulang dari rumah sakit dengan catatan sebagaimana pesan dokter, saya harus kembali lagi ke rumah sakit pada hari yang ditentukan sesuai jadwal praktik dokter urologi.

Dan di hari berikutnya, sesuai jadwal waktu yang sudah ditentukan untuk kontrol lagi ke rumah sakit, saya langsung ditangani oleh dokter spesialis Urologi. Setelah dicek melalui USG, akhirmya berdasarkan diagnosa dokter bahwa saya divonis sakit diakibatkan batu ginjal.

Setahun lamanya, di samping saya sambil tetap berkutat dengan kesibukan bekerja sebagai ASN di salah satu instansi pemerintah, juga bergelut dengan sakit yang saya derita dan mesti bolak-balik kontrol ke rumah sakit.

Saya melewati hari-hari itu dengan sesekali kambuh sakitnya dan menyerang pinggang saya. Kalau sudah begitu, buru-buru harus diberi obat penghilang sementara rasa sakit. Dan saya disarankan (diizinkan) oleh dokter untuk stok obat penghilang rasa sakit itu dengan membeli sendiri. Agar tidak repot-repot ke rumah sakit.

Belum lagi saya sebentar-sebentar harus bolak-balik Ä·e kamar kecil. Karena sebentar-sebentar kebelet kencing melulu. Orang sering bilang dengan istilah, kencing saya anyang-anyangan (keluarnya air seni terlalu sering, biasanya [tidak selalu] disertai rasa nyeri, KBBI Daring). Karena efek batu ginjal yang sepertinya sudah turun ke saluran kemih saya. Dan membuat urine saya terhambat keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun