Mohon tunggu...
Muhsin Nuralim
Muhsin Nuralim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student at UIN Sunan Kalijaga in Religious Studies | English Tutor | Bibliophile

Menulis untuk belajar memahami perspektif lain dan menghargai keberagaman

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Hal-Hal yang Perlu Kita Ketahui Perihal Motivasi Manusia

11 Mei 2023   11:45 Diperbarui: 11 Mei 2023   11:49 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku "Alasan Kita Rela Menderia by Dan Ariel | sumber: dokpri

Hidup tidak pernah dijadikan sangat sulit oleh keadaan, melainkan karena kurangnya makna dan tujuan -Viktor E. Frankl

Membicarakan motivasi manusia tentu tidak bisa disederhanakan seperti rumus dasar matematika. Banyak faktor saling tarik menarik, saling berpengaruh, saling melengkapi dan mengurangi bagaimana manusia bertindak. Tidak ada alasan khusus, pada awalnya, saya membeli buku ini (selain karena sedang diskon). Hanya saja, setelah berdiskusi lewat buku ini lebih jauh, saya kira penting untuk memahami bagaimana motivasi bekerja, meski bukan gambaran lengkap, tapi menarik untuk disimak.

Pergulatan batin yang sedang saya rasakan membawa saya pada pertanyaan, tertulis di suatu halaman, "kenapa kini saya seolah kehilangan tujuan?". Lalu, beberapa hari kemudian saat membuka buku ini, saya temukan sepercik jawaban.

Jawaban tentang mengapa seseorang bisa sangat termotivasi untuk melakukan sesuatu sedangkan yang lain tidak begitu. Secara teoritis, konsep motivasi sama saja, terbagi menjadi dua hal berupa internal dan eksternal. Dari kedua jenis motivasi ini, kira-kira mana yang mendorong manusia lebih kuat untuk melakukan sesuatu?

Dalam buku terdapat sebuah cerita menarik tentang eksperimen penulis di MIT kepada para karywan. Ia mengatakan kepada para karyawan untuk membuat Bionik Lego dalam jumlah tertentu dengan memberikan imbalan pertama $2 per Bionik dalam waktu satu jam. Tapi hasil pekerjaannya akan dibongkar begitu mereka selesai. Dan Ia meminta karyawan itu untuk membangun ulang Bionik kedua dengan upah yang sudah dikurangi beberapa sen, misalnya menjadi $1.7, begitu seterusnya, hingga mencapai keadaan tidak diberikan upah sama sekali.

Ada dua kategori para perkerja,  pertama mereka yang betul-betul menyelesaikan tugas hingga akhir, meski tidak dapat upah sekalipun, dengan menghasilkan kurang lebih ada 11 Bionik. Bandingkan dengan orang-orang yang merasa tidak sepadan dengan pekerjaan itu yang menghasilkan 7 Bionik. Dari sini, peran motivasi sangat penting. Kenapa bisa begitu?

Rupanya, orang-orang yang bahkan rela tidak dibayar sekalipun menemukan keterhubungan, keasyikan, rasa cinta, dan makna bagi dirinya dengan aktifitas Bionik itu. Ini bisa dilihat tidak hanya pada contoh lain, para pelukis, designer, petani, guru, atau pekerjaan lain apabila mereka menemukan makna, tujuan, dan nilai, mereka akan tetap bertahan. Ini adalah dedikasi pada kecintaan dan kepuasan batin.

Bagi grup kedua, mereka akhirnya mulai terjebak seperti Sisifus, tokoh mitologi Yunani yang dikutuk dewa untuk memindahkan batu kepuncak, tapi harus mengembalikan batu itu lagi ke tempat semula. Proses ini pada awalnya sangat menyenangkan, pada percobaan pertama kali kita melakukan tugas tertentu serasa 'kita telah melakukan hal besar dan mencapai satu titik', tapi proses pembongkaran ulang Bionik itu menjadikan seseorang merasa tidak dihargai atas capaian dah usaha yang dikeluarkannya.

Kadang, mungkin sering, kita terjebak pada rutinitas yang sama berkali-kali. Saat kita tidak menikmati runitias itu lagi, mungkin saja kita telah kehilangan makna kenapa harus melakukannya. Hal menarik lainnya dari buku ini ialah persoalan uang (salah satu motivasi eksternal).

Dalam hidup ini, siapa yang tidak butuh uang? Tapi, bila kita menjadikan uang sebagai ukuran motivasi dan ukuran 'kesuksesan', agaknya kita akan mudah untuk mengalami penderitaan. Dalam percobaannya tetang uang ini, pemberian intensif, uang, dan hadiah-hadiah lain justru akan sangat menurunkan produktifitas kerja dan hasil yang berkualitas. Kok bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun