Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ustadz Lacan di Bulan Ramadhan

25 April 2021   02:18 Diperbarui: 25 April 2021   10:02 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Cadenaser.com, lalu diedit menggunakan PicsArt

"Kebenaran adalah kesalahan yang lolos dari khayalan dan dicapai dari kesalahpahaman"(Ustadz Jaques Lacan)

 Jikalau kita berminat membuka tabir genealogis dalam aspek-aspek kultural ramadhan, maka kita akan sama-sama sepakat bahwa ramadhan bukan hanya sekedar momen spiritual dan bertapa di rumah-rumah Tuhan. Kita akan melihat bahwa tiap kali umat manusia (muslim khususnya) menjumpai ramadhan, umat muslim akan membuat ramadhan yang jikalau secara kosmik kita pahami sebagai salah satu bulan, dalam kalender perhitungan revolusi bulan mengelilingi bumi semata, menjadi suatu peradaban yang memancarkan cahaya.

 Kita lihat bahwa momentum ramadhan adalah momentum emansipasi behavioris (perilaku) tahunan dari kemaksiatan menuju kebaikan, di mana kalau kita bandingkan bulan ramadhan dengan bulan hijriah lainnya, kita akan menemukan perbedaan mencolok di dalamnya. 

Ambil contoh dari kultur ekonomi misalkan, ramadhan bisa menjadi momen kapitalis yang amat menguntungkan, karena pasar jualan sedang naik daunnya. Ambil contoh lagi dari sudut sosiologis misalkan, ramadhan adalah momentum sosialisme, karena dalam ramadhan, kedermawanan berada dalam puncaknya.

 Pada tulisan kali ini, saya akan mengurai ramadhan menggunakan sudut pandang psikologi terutama dalam kajian psikoanalisis Lacanian, yang tokoh utamanya ialah Ustadz Jaques Lacan, seorang teoretikus psikoanalisis yang masyhur dalam dakwahnya mengenai hasrat.

Ustad Lacan dalam pemaknaan keinginan

 Psikoanalisis Lacanian dari Ustad Jaques Lacan, menggabungkan kajian psikoanalisis Freudian dengan kajian bahasa terutama paham strukturalis. Yang mana pendiri dari aliran strukturalis yang bernama Saussure mengatakan bahwa bahasa ialah semesta tanda, tanda itu terdiri dari penanda dan tinanda. Penanda adalah pembahasaan manusia mengenai suatu objek (atau sebut saja kata), tinanda adalah konsep yang terkandung di dalamnya.

 Ustad Lacan melihat bahwa jiwa manusia selalu terikat dengan bahasa, mulai dari kesadaran, keinginan, permintaan dan segala macam. Manusia selalu terikat dengan penanda-penanda yang memengaruhi sistem kognitifnya. Untuk memahami hasrat atau keinginan subjek, kita harus melihat beberapa istilah klinis Kyai Sigmund Freud dan Ustad Lacan dalam psikoanalisis :

1. Kebutuhan

Kebutuhan adalah pemenuhan primer dalam kehidupan subjek, seperti kebutuhan akan kehangatan, kebutuhan akan makan dan minum. Dalam kebutuhan, manusia tak ada bedanya dengan hewan. Dan pemenuhan kebutuhan manusia kala bayi, tentu akan melibatkan sosok pengasuh, sang pengasuh dalam memenuhi kebutuhan bayi, juga akan memberi makan bayi berupa penanda-penanda, yang membuat bayi masuk dalam dunia bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun