Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajar, Seks, dan Sekolah

13 April 2021   02:00 Diperbarui: 13 April 2021   02:44 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelajar sebagai subjek yang ling-lung disebabkan horornya sekolah mereka, karena sekolah telah menjadikan pelajaran dan peraturan sebagai suatu sindikat traumatis pada muridnya. Akhirnya, pelajar selaku subjek mulai berfantasi (fantasi kata Lacan, adalah suatu konstitusi dalam diri yang berupaya menyembunyikan kehilangan traumatis), hasrat pelajar yang awalnya mengarahkan dirinya pada ranah moral-intelektual, berubah orientasinya kepada ranah sexual, karena moral-intelektual telah membuat dirinya trauma.

Di sinilah timbul apa yang kita sebut sebagai skandal, suatu perilaku negatif yang menurunkan harga diri seorang subjek dalam tatanan simbolik (masyarakat). Ruang publik (sebut saja masyarakat Indonesia) menganggap bahwa seorang yang melakukan skandal sex di luar nikah merupakan pribadi yang buruk, yang layak dikucilkan dari masyarakat.

Apalagi seorang pelajar yang melakukannya, publik yang melihat fenomena skandal seksual dikalangan pelajar, tentu akan mencela pelajar tersebut, karena pelajar yang terdidik dianggap melakukan perbuatan yang memalukan dan melanggar norma. Padahal publik tak menyadari ada udang di balik batu dalam skandal pelajar tersebut.

Sumber : Fajar.co.id
Sumber : Fajar.co.id
Imaji tabu yang bikin pilu

Di paragraf pertama saya telah mengungkit perihal sex yang dianggap tabu, dimana penabuan sex membuat manusia terasingkan dari salah satu fitrahnya. Keterasingan itulah yang membuat manusia mengalami kekosongan, yang mana kekosongan tersebut awalnya diisi oleh pengetahuan dan ajaran keagamaan, kini sirna, manusia-pun ingin mengisi kekosongan tersebut dengan kembali pada fitrahnya (yaitu sex).

Mengapa sex yang mana ia adalah fitrah justru dijauhkan dari obrolan manusia, seakan ada konflik di antara keduanya? Freud dalam Civilization and discontens menjelaskan bagaimana konflik antara hasrat individu (seperti sex) dan masyarakat, ia menjelaskan bahwa dikte kebahagiaan-lah yang membuat konflik antara hasrat dan masyarakat terjadi. Dikte kebahagiaan adalah suatu harapan masyarakat pada hasrat individu, agar individu bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Sex-pun demikian, masyarakat menabukan sex karena dianggap bahwa sex di luar nikah adalah hal yang menghilangkan kebahagiaan. Paradoksnya, masyarakat memiliki hasrat kepada sex, dan tetap melakukannya walau di luar nikah.

Di sini, penabuan sex akhirnya menjadi suatu ilusi simbolik belaka, subjek menyadari bahwa sex itu hal biasa, tapi di sisi lain subjek tetap menabukan-nya karena tatanan masyarakat. Demikian pula dalam konteks sekolah, sekolah menabukan sex sekaligus mengucilkan pelajar yang melakukannya (di luar nikah), tapi di sisi lain sekolah enggan membicarakan-nya dan menganggapnya sebagai hal yang wajar dilakukan pelajar nakal, timbulah suatu banalitas (baca : banalisme).

Pelajar dan sekolah harus bangun relasi

Lalu bagaimana untuk menyikapi dan menemukan solusi atas permasalahan sex yang dilarang tapi enggan dibicarakan ini? Caranya adalah membangun relasi antara sekolah dan pelajarnya, sehingga tercipta hubungan harmonis di antara keduanya. Keterbukaan relasi inilah yang akhirnya membuat pelajar curhat pada guru sekolah, dari permasalahan sekolah hingga sex sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun