Mohon tunggu...
Money

Ekonomi tetap Ekonomi, Agama tetap Agama

22 November 2017   11:16 Diperbarui: 22 November 2017   11:36 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sekarang ini memang banyak banyak perbedaan antara ekonomi konvensional dan ekonomi syariah, karna banyak yang membandingkan lebih baik mana antara konvensional dan syariah. Sebetulnya semua alur ekonomi yang kita ingin jalani sama-sama baik tidak ada yang buruk tergantung dari sudut mana kita memandangnya.

Dan perbedaan dalam islam itu sebagai rahmat. Semua memiliki pandangan dan dasar hukum yang berbeda terhadap ekonomi yang dipandang sebagai disiplin ilmu. Dalam ekonomi ridak memiliki masalah perbedaan yang sangat besar, hanya jika diminta untuk menjelaskan apa dan bagaimana konsep ekonomi islam, mulai muncul perbedaan pendapat. Ada beberapa mazhab yang saat ini masuk dalam ekonomi muslim kontemporer yaitu : Mazhab iqtishaduna, Mazhab mainstrim, dan Mazhab alternatif

Mazhab istiqshaduna mempunyai pendapat bahwa ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan islam. Ekonomi tetap ekonomi< Islam tetap islam. Dengan alasannya, Allah menciptakan bumi dan langit dan segala isinya untuk manusia. Baqir menolak pandangan tidak terbatasnya keinginan manusia, karena ada margina utility, of diminishing return.

Masalah muncul karena distribusi yang tidak merata karena ketidak adilan. Salah satu tokoh mazhab ini adalah MUHAMMAD BAQIR AS-SADR berasal dari keluarga shi'tie yang lahir pada tanggal 1 maret 1935/1352 H. Buku falsafatuna dan iqtishaduna merupakan karya terbesar yang mengharumkan namnya di kalangan cendekiawan muslim. Dari aspek ekonomi iqstishaduna mempunya mazhab sendiri yang menyatakan ekonomi dan islam tidak bisa di satukan karna baginya ekonomi islam bukan sebagai ilmu melaikan hanyalah mazhab saja.

Menurut baqir masalah ekonomi muncul karena 2 faktor pertama perilaku manusia yang melakukan kezaliman dan karena mengingkari nikmat ALLAH SWT. Yang dimaksudkan zhalim adalah melakukan kecurangan dalam melakukan ekonomi seperti penimbunan barang atau mengurangi timbangan. Manusia cenderung menafikan nimat ALLAH dengan cara mengexploitasi Sumber Daya Alam. Sehingga dapat di simpulkan bahwa permasalahan ekonomi bukan akibat dari keterbatasan alam dalam merespon dinamika kehidupan manusia.

Baqir menjelaskan juga peran negara ikut adil dalam perekonomian yaitu negara memiliki kekuasaan sahingga mempunya tanggung jawab yang besar untuk mamastikan bahwasannya keadilan berlaku di negara tersebut. Dan diantaranya mempunya fungsi fungsi sbgai berikut:
a. Distribusi Sumber Daya Alam kepada individu yang bedasarkan keinginan dan kepastian untuk bekerja.
b. Pelaksanaan yang sesuai dengan Undang-undang yang sah pada penggunaan Sumber Daya Alam.
c. Mesmatikan keseimbangan sosial.

Intinya negara harus memenuhi standar kehidupan masyarakatyang seimbang dalam keseluruhan . negara harum memberikan keamana sosial serta keamanan secara keseluruhan. Sehinngga masyarakat percaya negara menjalankan tugas sebagai pengatur keseimbangan sosial

Larangan riba dan perintah zakat. Baqir tidak banyak membicarakn tentang riba. Penafsiarannya tentang riba terbatas dengan uang dan modal dan mengenai zakat ia berpendapat hal ini sudah tugas suatu negara. Mengenai pemikiran ekonomi ia memisahkan antara produksi dan distribusisebagai pusat di dalam ekonomi. Menurutnya produksi adalah suatu proses dinamis, mengubah dengan perkembang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangan distribusi sebagai sebagian sistem sosial yaitu total hubungan antara sistem sosial yang memancar dari kebutuhan orang dan bukan dar gaya produksi.

Baqir mengkasifikasikan dua aspek yang mendasari terjadinya aktivitas produksi. Ertama aspek objektif dan yang kedua aspek ilmiah yang berhubungan dengan sisi teknis dan ekonomis yang terdiri atas sarana-sarana yang di gunakan, kekayaan alam yang dioalah dan kerja yang dilakukan dalam aktivitas produksi. Aspek ini berusaha untuk menjawab pertanyaan dasar THE TREE FUNDAMENTAL ECONOMIC PROBLEM. Yang kedua yaitu aspek subjektif terdiri dasi motif pesikologis.

Sadr mengklasifikasi dua aspek yang mendasari terjadinya aktivitas produksi. Pertama adalah aspek obyektif atau aspek ilmiah yang berhubungan dengan sisi teknis dan ekonomis yang terdiri atas sarana-sarana yang digunakan, kekayaan alam yang diolah dan kerja yang dilakukan dalam aktivitas produksi. Aspek ini berusaha untuk menjawab pertanyaan dasar mengenai what, how, dan whom(The three fundamental economic problem).
Yang kedua yaitu aspek subyektif. Terdiri atas motif psikologis, tujuan yang hendak dicapai lewat aktivitas produksi, dan evaluasi aktivitas produksi menurut konsepsi keadilan yang dianut.

Selain itu menurut Sadr sumber asli produksi terdiri dari tiga kelompok yakni, alam, modal, dan kerja. Adapun sumber alam yang digunakan untuk produksi dibagi menjadi tanah, substansi-substansi primer, dan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun