Filosofi Sederhana, Makna Mendalam
Orang Jawa punya banyak pitutur luhur yang diwariskan turun-temurun. Salah satunya adalah pepatah "Ulat Sumeh Agawe Renaning Wong Akeh."
Jika diterjemahkan, pepatah ini berarti "wajah yang murah senyum akan membahagiakan banyak orang."
Sederhana sekali, hanya tentang senyum. Tapi justru di balik kesederhanaannya, filosofi ini menyimpan makna yang dalam. Senyum bukan hanya urusan bibir, melainkan bahasa hati yang bisa menular, menenangkan, bahkan membahagiakan banyak orang di sekitar kita.
Makna Per Kata
Mari kita pahami makna pepatah ini per kata:
- Ulat = Wajah
- Sumeh = Murah senyum
- Agawe = Membuat
- Renaning = Kesenangan / kebahagiaan
- Wong akeh = Banyak orang
Jika digabung, artinya jelas: wajah yang murah senyum bisa membawa kebahagiaan bagi banyak orang.
Senyum yang tulus bisa mencairkan suasana, membuat orang lain nyaman, dan menjadi pintu masuk terciptanya hubungan yang hangat.
Senyum dalam Kehidupan Sehari-Hari
Senyum adalah bahasa paling sederhana yang bisa dimengerti oleh siapa pun. Dalam kehidupan sehari-hari, perannya begitu besar dan sering kali tidak kita sadari. Saat berpapasan dengan tetangga di depan rumah, sebuah senyum kecil bisa menjadi tanda keramahan yang membuat hubungan lebih akrab. Di tempat kerja, pegawai yang melayani pelanggan dengan senyum akan memberi kesan baik dan rasa nyaman, bahkan meski pelayanannya sederhana.
Bahkan, senyum kepada orang asing di jalan bisa mencairkan kecanggungan. Orang yang tidak kita kenal sekalipun bisa merasa dihargai hanya karena kita menampilkan wajah yang ramah.
Di dalam keluarga, senyum menjadi perekat keharmonisan. Bayangkan anak kecil yang pulang sekolah lalu disambut orang tua dengan senyum hangat. Meski hari itu ia lelah atau mungkin mengalami kesulitan, senyum orang tua mampu menenangkan hati dan menumbuhkan rasa aman. Senyum adalah bentuk bahasa kasih sayang yang tidak membutuhkan kata-kata.
Di sekolah maupun kantor, senyum juga berfungsi sebagai jembatan. Saat suasana tegang karena perbedaan pendapat, senyum bisa mencairkan keadaan. Ia memberi sinyal bahwa kita tetap terbuka, meski berbeda pandangan. Dengan begitu, hubungan kerja atau pertemanan tetap terjaga hangat.