Mohon tunggu...
M MuharOmtatok
M MuharOmtatok Mohon Tunggu... Konsultan SDM, Psikologi Sains dan Kebudayaan

M. Muhar Omtatok, Seorang Konsultan SDM, Psikologi Sains, Kebudayaan dan Keindonesiaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika Kedunguan Diberi Panggung: Tragedi Akal Sehat Di Negeri Yang Ramai Bicara

28 September 2025   22:35 Diperbarui: 28 September 2025   22:32 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Kedunguan Diberi Panggung (ilustrasi: M. Muhar Omtatok)

Ada masa ketika kebijaksanaan adalah sumber penghormatan.

Orang bijak didengarkan, orang berilmu dihormati, dan ucapan yang lahir dari pikiran jernih menjadi penerang di tengah gelapnya kebodohan.

Namun hari ini, kita hidup di zaman yang berbeda: di mana kedunguan tampil percaya diri, sementara kebijaksanaan kehilangan panggungnya.

Zaman ketika kebenaran tidak lagi diukur dari kedalaman isi, melainkan dari seberapa banyak ia ditonton dan dibagikan.

Kita tengah menyaksikan pergeseran besar --- dari peradaban berpikir ke peradaban berbicara, dari nalar menuju noise.

Dan di tengah kebisingan itu, yang berakal mulai lelah, yang dungu semakin berani.

Manusia yang Tak Lagi Memuliakan Akal

Filsafat klasik mengajarkan bahwa akal adalah martabat tertinggi manusia.

Melalui akal, manusia membedakan diri dari makhluk lain, menimbang baik dan buruk, membangun pengetahuan, dan menemukan kebenaran.

Namun dalam budaya hari ini, akal sering disingkirkan dari percakapan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun