Mohon tunggu...
Muhammad Zainul Fahmi
Muhammad Zainul Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis

politik, sejarah dan kultur populer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Komedi: Sebuah Cara Sampaikan Aspirasi di Tengah Era Bebas Berekspresi

7 Juni 2022   20:21 Diperbarui: 7 Juni 2022   20:28 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BEBAS

Kini menyampaikan sebuah opini di ruang publik tidak lagi dibayangi oleh kaki tangan penguasa yang tidak segan akan membungkam siapa pun yang ingin mencederai otoritasnya sebagai penguasa. Begitulah kira-kira keadaan di era bebas berpendapat dan berkomunikasi ini, dimana orang-orang bebas mengutarakan isi kepalanya di ruang publik tanpa rasa khawatir akan tindakan represi yang akan diterima dari penguasa.

 Apalagi di dunia yang mengglobal seperti saat ini berkomunikasi bukan hal yang sulit untuk diakses masyarakat. Sehingga kita bisa dengan bebas mengeluarkan ekspresi diri kita baik itu mengkritik maupun memuji berbagai macam hal mulai dari fenomena sosial di masyarakat hingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan penguasa.

Kegiatan berekspresi pun bisa kita sampaikan baik melalui forum-forum diskusi ataupun di media sosial yang tentu cakupannya lebih luas. Hal itu pun diamini oleh konstitusi berkat peranan Presiden ketiga Bapak B.J. Habibie selepas mundurnya Pak Soeharto dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia, dimana kita tahu di rezim beliau sangat anti terhadap kritik yang ditujukan kepada nya. 

Namun, sesuai yang termaktub didalam UUD 1945 pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan, "Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat". kita sebagai warga negara Indonesia memiliki hak untuk memberikan solusi maupun kritik dengan cara dan gaya penyampaian masing-masing. Seni komedi merupakan salah satu media yang bisa digunakan untuk menyampaikan kritik terhadap suatu hal.

WADAH KRITIK

Sejarah ditulis pemenang dan yang kalah menulis komedi, begitulah kira-kira penggalan kalimat yang terujar dari mulut seorang budayawan Rusia, Mikhail Bakhtin (1984) didalam tulisan Ben Taylor yang berjudul Bakhtin, Carnival and Comic Theory. Komedi merupakan produk budaya tiap-tiap masyarakat di seluruh dunia dimana perkembangannya bergantung pada etiket, moral dan norma yang dipegang oleh masing-masing masyarakat di wilayahnya tersebut. 

Komedi amat beragam jenis dan bentuknya misalnya saja  kesenian komedi daerah-daerah di Indonesia seperti ludruk, ketoprak, dan dul muluk yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Indonesia di berbagai daerah yang didalamnya biasa diselipkan pesan sosial serta pesan moral dalam kehidupan sehari hari. 

Namun, secara garis besar komedi adalah sebuah alat untuk memunculkan tawa agar membuat orang-orang yang menyaksikannya terhibur. Komedi tidak hanya sekedar menimbulkan gelak tawa namun didalamnya terkadang diselipkan pesan sosial dan pesan moral dengan begitu fungsi komedi bisa disesuaikan dengan apa yang ingin disampaikan oleh si pembawa aksi komedi tersebut. Tak terkecuali dengan menyampaikan kritik sosial maupun politik.

Seiring perkembangan jaman kini komedi memiliki berbagai bentuk dalam penyajiannya, salah satu bentuk seni komedi yang populer saat ini ialah Stand Up Comedy yang dibawakan oleh seorang komika (sebutan bagi para pelaku Stand Up Comedy). Stand Up Comedy merupakan kesenian komedi yang asalnya dari Amerika Serikat yang muncul di tahun 1800an. 

Walaupun di awal perkembangannya komedi ini kuat akan unsur rasisme untuk memunculkan gelak tawa namun hal itu perlahan hilang yang kemudian digantikan format berpidato layaknya seorang politisi (monolog) yang isinya bersifat menyindir politisi atau hanya membahas fenomena di masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun