Di tengah transformasi digital yang cepat, data menjadi salah satu aset paling berharga. Organisasi dari sektor publik hingga swasta mengandalkan data untuk mengambil keputusan, merancang strategi, dan mengukur keberhasilan. Dengan peran itu, profesi Analis Data muncul sebagai garda depan dari revolusi data. Agar generasi muda Indonesia tidak tertinggal, penting untuk melihat potensi, tantangan, dan langkah strategis dalam mengembangkan karier ini.
Menurut artikel di Aku Pintar, gaji seorang analis data fresh graduate bisa berada di kisaran Rp 4 juta hingga Rp 10 juta per bulan, tergantung lokasi, industri, dan pengalaman.¹ Data dari JobStreet menunjukkan bahwa gaji rata-rata Analis Data di Indonesia berada di kisaran Rp 5,5 juta hingga Rp 8 juta per bulan.² Portal GrabJobs mencatat bahwa rata-rata gaji Data Analyst di Indonesia adalah Rp 8.934.991 per bulan (≈ Rp 107,22 juta per tahun).³ Sementara itu, DQLab menyebut bahwa di perusahaan besar, gaji Analis Data bisa berkisar Rp 10 juta hingga Rp 20 juta per bulan untuk level menengah hingga senior.⁴
Meski peluangnya besar, profesi ini memiliki tantangan nyata. Beberapa perguruan tinggi belum menyediakan jurusan khusus Analisis Data, sehingga mahasiswa harus mengambil jalur alternatif seperti Ilmu Komputer, Statistika, atau jurusan teknik lain. Kemampuan teknis yang diperlukan pun kompleks: penguasaan Python/SQL/R, teknik statistik, pembersihan data (data cleaning), visualisasi, dan komunikasi agar hasil analisis bisa dipahami pemangku keputusan. Beberapa orang berpendapat bahwa karena banyak kursus online gratis, orang dapat belajar sendiri tanpa pendidikan formal. Namun kelemahan pendekatan belajar mandiri adalah kurangnya kurikulum terstruktur, bimbingan, dan pengalaman proyek nyata yang relevan.
Berdasarkan data dan fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa Analis Data adalah profesi strategis yang sangat potensial di era digital. Untuk generasi muda Indonesia, menguasai keterampilan komputer dan analisis data bukan pilihan — melainkan kebutuhan agar tidak kalah bersaing. Saya mengajak para pelajar, mahasiswa, dan pihak pendidikan untuk mulai merancang kurikulum yang relevan, serta mendorong akses pelatihan yang terjangkau. Dengan begitu, Indonesia bisa membangun talenta data yang andal dan berdaya saing tinggi di panggung global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI