Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ajari Kami Menjalani Profesi di Rumah Sendiri

1 Juni 2023   06:12 Diperbarui: 1 Juni 2023   07:39 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber: kompas.com


Ketika telah lulus sekolah menengah, saya kebingungan menentukan profesi apa yang ingin dijalani. Memang tidak semua anak remaja mengalami hal demikian. Ada banyak remaja yang telah menentukan cita-citanya sejak awal sehingga tidak mengalami kebingungan ketika lulus sekolah.

Namun, bagi orang seperti saya, kekurangan informasi menjadi kendala tersendiri kenapa belum bisa menentukan pilihan profesi sejak dini. Kala itu, internet belum masuk ke pedesaan sehingga kesulitan mencari informasi tentang lowongan pekerjaan atau jenis-jenis profesi di negeri ini.

Ketika internet sudah ada dalam genggaman, ternyata masalah "kebingungan" itu masih ada. Bukan karena kekurangan informasi tetapi banjir informasi sehingga sulit menentukan pilihan.

Mengetik kata "lowongan kerja" di mesin pencari maka akan banyak rentetan tawaran di berbagai tempat. Baik yang dekat maupun jauh dari tempat tinggal.

Lantas, kebanjiran informasi malah membuat anak muda terlalu "pilih-pilih" dalam pekerjaan yang akan digeluti. Begitu banyak pertimbangan untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk memenuhi begitu banyak tuntutan. Para pemuda desa bisa menjadi tipe pemilih padahal belum tentu menjadi orang yang "terpilih".

Lamaran pekerjaan pun dilayangkan.

Menunggu panggilan wawancara atau panggilan kerja, ternyata tidak kunjung tiba. Tentu saja tidak semua kasus demikian. Hanya saja, ketika perusahaan enggan mempekerjakan pemuda desa maka kita "resmi" menjadi pengangguran.

Masalah ini menjadi akut ketika dialami banyak orang.

Tidak ada solusi jitu untuk menyelesaikan problematika tahunan seperti ini. Ketika banyak lulusan sekolah menengah atas tidak langsung bekerja dan memperoleh pendapatan, tawaran solusi apa pun tidak ampuh andaikan si pemuda tidak merespon solusi yang ditawarkan.

Pemerintah tidak bisa menyediakan pekerjaan pada setiap daerah sesuai dengan angkatan kerja yang terus bertambah. Apalagi pengusaha swasta jelas tidak memiliki tanggungjawab untuk menyediakan pekerjaan bagi warga. Ujung-ujungnya, menyediakan pekerjaan sudah menjadi tanggung jawab orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun