Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Genderuwo Bangkit Kembali dari Kegelapan

17 November 2018   05:38 Diperbarui: 17 November 2018   11:25 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam yang pekat disinari terangnya rembulan, membawa sesosok makhluk astral untuk mendatangi rumah seseorang. Tubuhnya yang tinggi besar, keluar dari semak-semak dengan mata memerah. Pikirannya hanya tertuju pada seorang perempuan yang hidup sendiri karena ditinggal si suami beberapa hari lalu.

Suara burung hantu malam itu, menambah kelam suasana. Perasaan takut itu pun dirasakan oleh sepasang suami-istri. "Tidak seperti malam-malam sebelumnya.", begitulah kata si istri pada suaminya.

Makhluk astral itu menakut-nakuti orang sekampung. Malam itu ada yang menyaksikan sosoknya di pinggir hutan. Karena pulangnya kemalaman, seorang pemuda terpaksa menyusuri pekatnya malam walaupun dia harus melalui tempat yang angker.

Tubuh besar makhluk itu, tiba-tiba saja ada di hadapan orang itu. Saking takutnya, dia lari terbirit-birit. Wajahnya yang hitam, ditumbuhi bulu-bulu seperti seekor kera begitu menyeramkan ditambah gigi tajam yang keluar dari mulutnya seakan menunjukan bahwa dia sangat berbahaya.

Genderuwo, itulah makhlul astral yang 'bangkit' kembali dari kegelapan. Setelah sekian lama tidak terdengar kabarnya, dia kembali menjadi bahan obrolan di seantero negeri.

Ucapan Pak Jokowi bahwa ada politisi sifatnya seperti genderuwo, jagat maya penuh dengan sindiran. Orang menerka-nerka, kepada siapakah sebutan ini dilayangkan?

Genderuwo sendiri sudah "tidak populer" di dunia perhantuan nasional. Pamornya kalah oleh "pendatang baru" seperti Suster Ngesot atau Sosok Ibu dalam film Pengabdi Setan. Si genderuwo hanya ada dalam mitos orang pedesaan di tanah Jawa.

Coba tengok saja di perayaan Halloween 31 Oktober lalu, orang yang mengenakan kostum genderuwo sepertinya jarang. Malahan, lebih banyak yang mengenakan kostum zombie atau merias diri layaknya boneka Annabelle.

Begitulah, kepopuleran sosok hantu memang mengikuti perkembangan zaman. Kepopulerannya mengikuti tayangan televisi atau dunia perfilman yang sedang diproduksi.

Kepopuleran sosok hantu lokal masih kalah dengan sosok hantu impor karena adanya perubahan imajinasi hantu masyarakat pecinta film. Sosok hantu lokal yang sering menampakan diri di tempat gelap, menjadi tidak populer karena orang sekarang jarang ke tempat gelap (kebanyakan di tempat terang dengan gadget ditangan).

Sosok hantu pun mengikuti budaya manusia dalam hal kepopulerannya. Sosok Ju On dari Jepang menjadi populer karena dia bisa keluar dari dalam TV. Ya, setidaknya, sebagian besar rumah di dunia ini punya TV. Di Indonesia pun, Suster Ngesot menjadi sangat populer karena dimana-mana ada Rumah Sakit dengan lorong memanjang dan gelap ketika malam tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun