Menurut Soemanto belajar adalah terjadinya perubanhan dari aspek fisiologis berupa berjalan, berlari, dan mengendarai kendaraan, serta aspek psikologis berupa diperolehnya pemahaman, pengertian tentang suatu yang dipelajari, seperti pemahaman, pengertian tentang ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.
Menurut Sunaryo belajar merupakan suatu proses, yang mengakibatkan adanya perilaku (change in behavior or performance).
Jadi, belajar merupakan satu proses yang dilakukan seseorang agar orang tersebut dapat berubah, mengerti hal yang baru. Proses perubahan memerukan kesabaran, ketekunan, dan usaha yang optimal.
TEORI BELAJAR (BEHAVIORISME)
1.Menurut Pavlov
Atas dasar eksperimennya, Pavlov menyimpulkan bahwa perilaku dapat dibentuk melalui kondisioning atau kebiasaan.Eksperimennya :
Anjing yang semula tidak mengeluarkan air liur ketika mendengar bunyi bel, tetepi setelah dilatih berulang kali dengan prosedur tertentu akhirnya anjing mengeluarkan air liur pada waktu mendengar bunyi bel, sekali pun tidak ada makanan. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya kondisioning yang mengaitkan suatu stimulus dengan responsnya.
2.Menurut Thorndike
Teori belajar Thorndike sering juga disebut sebagai Teori belajar koneksionisme. Sesuai pandangan tersebut, belajar terjadi karena adanya koneksi yang kuat antara stimulus dan respon. Percobaan Torndike diilustrasikan kucing yang telah lapar dan diletakkan didalam sangkar yang ditutup, dimana pintunya dapat dibuka secara otomatis apabila tombol yang terletak didalam sangkar tersebut disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori "trial and error", yaitu bahwa belajar terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR