Mohon tunggu...
Muhammad Toha
Muhammad Toha Mohon Tunggu... profesional -

Seorang kuli biasa. Lahir di Banyuwangi, menyelesaikan sekolah di Bima, Kuliah di Makassar, lalu jadi kuli di salah satu perusahaan pertambangan di Sorowako. Saat ini menetap dan hidup bahagia di Serpong--dan masih tetap menjadi kuli.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Boneka Risma: Balada Politik Kita

27 Oktober 2015   12:35 Diperbarui: 27 Oktober 2015   12:51 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kisah Risma ini mengingatkan kita dengan dongeng ala Cinderella yang didzolimi oleh saudara tirinya sendiri.

Pada akhirnya, Risma memang lolos dari pemakzulan berkat dukungan publik yang kuat, dan akhirnya bisa pula mengakhiri masa jabatan 5 tahun pertamanya dengan sejumlah pencapaian dan penghargaan bergengsi.

Mata dan hati publik memang tak bisa dibeli. Jika mata dan hati terlanjur menilai jelek dan tak layak presetasi, maka segencar apapun wajahnya dipampang di papan reklame atau telivisi, tetap saja publik akan menyibirnya.

Tetapi Risma tak demikian. Seorang warga Surabaya yang menemaniku minggu lalu berkeliling Surabaya berujar, “Dipasangkan dengan sandal jepit saja, Risma pasti terpilih lagi jadi Walikota,” katanya sambal terkekeh.

Risma bukanlah boneka manis yang dipajang hanya untuk dielus dan disanjung. Dia membawa harapan untuk Indonesia yang lebih baik. SEMOGA!

‪#‎UncleTOM

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun