Mohon tunggu...
Muhammad Tharieq Waldopo
Muhammad Tharieq Waldopo Mohon Tunggu... Penulis - Tinggal di kota Depok

mencoba peruntungan menulis di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosok

"Putih adalah Kita", Lalu di Mana Peran Baju Kotak-kotak yang Sudah Menjadi Simbol Jokowi?

28 Maret 2019   13:24 Diperbarui: 28 Maret 2019   13:51 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: cnbcindonesia.com

PILPRES 2019 kian semakin dekat, berbagai adu kuat gagasan dan program semakin tidak terbendung lagi. Salah satu narasi yang sempat menyita perhatian publik kembali ditunjukan oleh kubu Incumbent/petahanan. Dalam lontaran kampanyenya di Dumai Riau Jokowi mengajak masyarakat yang mendukungnya agar memakai baju putih ke TPS. Dari pernyataan Jokowi ini bisa mengasosiasikan agar masyarakat memiliki satu bukti identitas dukungan kepadanya. Setelah ajakan memakai baju putih saat ke TPS Jokowi pun kembali mengeluarkan Statement yang sangat kontroversial bagi kubu oposisi yaitu.

"Jas itu pakaian orang Eropa, pakaian orang Amerika. Orang Indonesia cukup baju murah pakai baju putih seperti baju yang saya pakai. Setuju enggak," ujar Jokowi di acara Kampanyenya di Dumai Riau.

Dari Statement itu Jokowi telah memposisikan kalau dirinya adalah sosok yang sederhana dan merakyat.  Dengan ungkapan pakaian yang murah ia menempatkan dirinya sebagai sosok yang apa adanya. Berbeda dengan kubu Prabowo yang mungkin ia anggap sebagai sosok yang mengikuti arus Westernisasi dengan Pakaian Jasnya yang dianggap terlalu mewah dan hanya untuk golongan tertentu.

Salah satu anggota BPN Prabowo-Sandi Priyo Budi Santoso pun turut mengkritik pernyataan Jokowi. Elite partai Berkarya itu menanyakan Jokowi yang sering menggunakan Jas dalam kegiatan kenegaraan.

Menurut saya pribadi Statement yang dikeluarkan oleh Jokowi ini adalah statement yang memiliki unsur Provokatif dan dapat menimbulkan perpecahan. Karena Jokowi jika kaitkan dengan pepatah "Tong kosong nyaring bunyinya" mungkin lebih cocok dialamatkan dengannya. Mungkin ia lupa jika dalam kunjungan kenegaraan ia sering menggunakan Jas, di Fotonya yang sering dijumpai berbagai instansi pemerintah maupun pendidikan foto yang ia gunakan pun saat mengenakan Jas, dan ia sendiri yang telah menandatangani PP nomor 71 tahun 2018 yang berisi Jas sebagai pakaian resmi kenegaraan.

Makna tersendiri dari pakaian yang digunakan para Paslon pada surat suara

Foto: mediaindonesia.com
Foto: mediaindonesia.com

Menarik jika kita membahas Pakaian yang digunakan oleh para Calon Pemimpin Negara di surat suara. Penggunaan pakaian yang digunakan telah memiliki filosofi tersendiri bagi para pendukung.

Mungkin, banyak diantara kita bertanya. Mengapa Jokowi yang sudah tergambarkan oleh masyarakat yaitu Kemeja Kotak-kotak yang melekat didirinya dan sudah ia gunakan ketika Pilgub DKI Jakarta 2012 dan Pilpres 2014 dan ampuh dalam kemenangan dirinya. Namun, di Pilpres 2019 ini justru ia tidak menggunakan pakaian itu. Penulis punya beberapa pendapat pribadi mengapa alasan Pasangan Jokowi-Amin tidak menggunakan pakaian itu. Yang pastinya pendapat penulis tidak bisa menjadi menjadi acuan yang akurat dan berdasar karena ini hanya sebuah opini Pribadi.

1. Jokowi sering bekerja menggunakan Kemeja putih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun