Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Nature

Isu Banjir Bakal Jadi “Makanan Empuk” Cagub DKI?

4 April 2012   14:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:02 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Melihat pasangan calon gubernur yang akan bertarung memperebutkan kursi Jakarta-1, ada sesuatu yang unik, khas, dan spesial dari mereka. Pasangan calon gubernur itu berangkat dari latar belakang yang berbeda, dengan kelebihan dan kekurangan yang sangat kontras. Perbedaan “warna” dan kekhasan masing-masing calon gubernur itu sangat mungkin akan membelah habis suara pemilih Jakarta. Banyak pihak memprediksi bahwa Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dalam dua putaran.

Kekhasan masing-masing pasangan makin unik ketika diketahui siapa sebenarnya pasangan calon wakil gubernurnya. Fauzi Bowo yang diusung Partai demokrat misalnya, dia merupakan Gubernur saat ini, dan menggaet Ketua DPRD DKI Jakarta, Nachrowi Ramli sebagai wakil gubernur.

Sebaliknya, Golkar, PPP dan PDS membuat terobosan baru dengan yang mendukung pasangan Alex Noerdin (Gubernur Sumsel) dan Nono Sampoerno (Purnawirawan TNI).

PDI-P dan Partai Gerindra malah lebih berani lagi. Dari sejumlah nama yang selama ini “digadang-gadangkan” kedua partai ini, akhirnya mereka menjatuhkan pilihan kepada dua tokoh daerah yang lagi naik daun. Mereka adalah Joko Widodo (Walikota Solo) yang mengapung namanya bersama mobil Esemka, dan pasangannya adalah Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama (mantan Bupati Belitong Timur). Mereka berdua dikenal sebagai kepala daerah yang dekat dengan rakyatnya, namun, apakah warga DKI Jakarta menyukai gaya kepemimpinan mereka seperti di Solo dan Belitong Timur?

Lebih hebat lagi, PKS malah mengusung mantan Presiden PKS yang pernah menjabat Ketua MPR yaitu Hidayat Nur Wahid dan ekonom Didik J Rachbini. Pasangan yang diusung PKS ini sudah tergolong tokoh top nasional, yang menurut para pengamat memiliki peluang diurutan tiga besar. Analisis para pengamat boleh-boleh saja, tetapi semuanya terpulang kepada kepada warga DKI Jakarta, siapa orang yang mereka percaya untuk mengurai kemacetan dan banjir?
Sementara pasangan dari jalur independen yang sudah mendaftar adalah Faisal Basri dan Biem Benjamin. Faisal Basri dikenal sebagai ekonom dan dosen FE-UI yang dahulu pernah menjadi Sekjen PAN. Sedangkan Biem Benjamin adalah putra almarhum H. Benjamin S, artis asal Betawi yang sangat populer di tanah air. Akankah nama besar Benjamin S mampu menyatukan pilihan warga Jakarta untuk pasangan ini?
Pasangan dari jalur independen berikutnya adalah Hendarji Soepanji mantan Danpuspom TNI dan Aspam Kasad, sedangkan Ahmad Riza Patria pria kelahiran Banjarmasin ini adalah mantan Ketua KNPI DKI Jakarta.

Rasanya, suara pemilih di DKI Jakarta yang umumnya kelompok masyarakat cerdas dan terpelajar akan terbagi rata kepada beberapa calon yang berasal dari kalangan terpelajar yang tampil dengan tawaran visi yang logis. Sebaliknya, warga biasa akan cenderung memilih pasangan mana yang bisa mengeluarkan mereka dari problem banjir dan kemacetan sebagaimana yang sedang mereka alami saat ini.

Sebab, dua hal itu belum tuntas sampai saat ini. Jakarta masih tetap menjadi daerah paling macet di Indonesia. Kemudian, Jakarta juga masih tetap menjadi langganan banjir kiriman seperti yang terjadi di beberapa wilayah Jakarta hari ini. Memang, berbagai upaya dan program telah dilakukan oleh cagub incumbent, toh masih belum tuntas. Akakankah warga DKI Jakarta masih memberi kepercayaan kepada Foke dan Nachrowi? Kita tunggu tanggal mainnya.

Pastinya, kedua isu itu akan menjadi bahan kampanye paling empuk setiap pasangan calon gubernur. Soalnya, seluruh warga Jakarta sedang merasakan dampak kemacetan maupun derita akibat banjir kiriman. Semua warga pasti ingin keluar dari dua problem besar itu.

Sekarang, warga DKI Jakarta sedang menunggu, pasangan mana yang bisa meyakinkan mereka bahwa Jakarta akan segera bebas banjir dan macet. Jika warga DKI Jakarta sebagai pemilih yang cerdas dan logis, maka kemungkinan besar mereka akan memilih pasangan yang bisa memberi solusi mengatasi kemacetan dan banjir, bukan calon yang menjanjikan bantuan dan iming-iming ditengah bencana banjir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun