Mohon tunggu...
Muhammad Sulthon
Muhammad Sulthon Mohon Tunggu... -

Muhammmad Sulthon Energy Savvy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Refleksi 68 Tahun Kemerdekaan

17 Agustus 2013   00:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:13 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Semangat merebut kemerdekaan Selama ratusan tahun, Indonesia merupakan objek penjajahan oleh bangsa asing. Selama ratusan tahun pula usaha untuk merebut kemerdekaan diusahakan. Tetapi selama ratusan tahun itu pula, usaha tersebut selalu gagal. Banyak tokoh dan pejuang yang gugur karenanya. Usaha tersebut akhirnya menemukan cahayanya saat terbentuk organisasi seperti budi utomo dan terbentuknya sumpah pemuda. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia Hal tersebut merupakan cikal bakal terbentuknya suatu perjuangan yang solid, perjuangan yang terorganisasi, perjuangan secara politik maupun militer, perjuangan dari sabang sampai merauke, perjuangan yang utuh. Persatuan adalah kuncinya. -Semangat membentuk karakter bangsa. Simbol pemersatu bangsa. Setelah kemerdekaan tercapai pada 17 Agustus 1945. Para pendiri bangsa menetapkan berbagai aturan yang akan digunakan untuk menata negara ini. Dan yang paling penting dari hal tersebut adalah pembentukan karakter, identitas, dan semangat bangsa yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, PANCASILA, Bendera Merah Putih, Lagu Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, Garuda dan masih banyak yang lainnya. Pancasila merupakan inti dari karakter bangsa, karakter yang terbentuk sejak jaman dahulu dan akan relevan selamanya selama NKRI masih berdiri. Pembukaan UUD45 berisi cita-cita luhur bangsa. Lagu Indonesia Raya adalah lagu nasional paling megah, paling wah, yang bila dirasakan akan menggetarkan hati. Merah Putih adalah semangat bangsa. Walau hal tersebut bisa dikatakan 'hanya' simbol, tapi simbol tersebut bukanalah sekedar simbol. Mereka biasa disebut Simbol Pemersatu Bangsa. Digunakan dari Sabang sampai Merauke, semua suku bangsa, tua muda, pria wanita, semuanya yang berada dalam wilayah kedaulatan NKRI. -Semangat mengisi kemerdekaan Dalam perjalananya, kemerdekaan ini menemui berbagai rintangan. Seperti pemberontakan PKI, DI/TII, dll. Namun, banyak pula prestasi yang diraih seperti Tim Elit Badminton dunia, Swasembada pangan, Monas, Jembatan Ampera, Kopasus tentara elit dunia, KAA, ASEAN, dan masih banyak lagi. Kita boleh berbangga pada prestasi bangsa pada jaman dahulu, tetapi masa depan ada di depan kita, kita tidak boleh melihat kebelakang terus. Reformasi merupakan sebuah revolusi yang sangat dahsyat. Revolusi tahun 1998 itu menyebabkan perubahan yang banyak dalam segala bidang. Banyak perubahan positif dan negatif. Positif, kebebasan demokrasi, kebebasan berpendapat, pers, dll Negatif, ada banyak hal yang ingin saya bagi. Indonesia yang sekarang ini, tidaklah lebih baik dari Indonesia sebelum reformasi. Malah saya bisa katakan bahwa Indonesia sekarang mengalami kemunduran dalam berbagai bidang. - Indonesia adalah negara agraris, negara pertanian, seharusnya bisa memroduksi bahan pangan dari pertanian secara mandiri bahkan expor. Kita pernah menjadi negara pengekspor bahan pangan, tetapi sekarang, beras kita impor, bawang impor, semua impor. Majukah? -Indonesia dulu adalah pengekspor minyak. Sekarang? -Tim Bulutangkis Indosesia jaman dulu adalah tim paling disegani di dunia. Sekarang? -Kebebasan pers sekarang memang digalakkan. Nyatanya? Kebebasan tanpa kontrol. -Dulu kita bisa membuat pesawat terbang, kapal laut, kereta api. Sekarang? -KKN katanya pas orba parah. Lhah sekarang? Koruptor sudah tidak malu2, bahkan menurut saya sudah tidak cocok disebut tikus. Tikus kalau mencuri masih malu2. Koruptor sekarang lebih cocok disebut BABI, super rakus, g punya malu. Harusnya koruptor itu dimiskinkan, mengembalikan semua hasil curian+denda, pengakuan di media masa, dan hukum mati. Persetan dengan kata HAM yang melarang hukuman mati, kejahatan koruptor itu lebih tidak manusiawi. Coba, berapa juta rakyat yang jadi korban??? -P4 dulu katanya sebagai alat politik. Sekarang? Banyak tokoh yang ingin menghidupkan P4 lagi. Jangankan mengamalkan Pancasila, hapalpun mungkin sudah tidak. Hayo siapa yang masih hapal? -Pemimpin kita jaman dahulu adalah orang2 yang sangat disegai di dunia. Sekarang? Bahkan rakyatnya sendiri pun sudah tidak segan. Kebanyakan galau. *doh Indonesia sekarang tak ubahnya Indonesia pada masa penjajahan, mungkin lebih parah lagi sebelum ada sumpah pemuda. Semua terpecah belah, semua gampang diadu domba, semua berebut tahta, semua berebut harta. Pemilu yang sejatinya sebagai pesta demokrasi, malah digunakan banyak pihak sebagai ladang uang. Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk pembangunan, habis hanya untuk pemilu. Apalagi bila sampai banyak putaran, belum lagi kalau ada yang tidak terima. Lihat saja Jawa Timur, habis berapa duit. Kalau berakhir damai sih masih mending, tapi yang jamak adalah, perusakan fasilitas umum, terjadi permusuhan antar pendukung, masyarakat jadi terkotak-kotak, terpecah belah. Lalu si calon pemimpin pun pasti banyak yang belum tahu, dan untuk kampanye pasti butuh duit, ngutang sana-sini. Ujung2nya pas menjabat terbebani hutang-hutang. Akhirnya? Tau sendiri laaahhh...Uang untuk pembangunan sudah habis, masyarakat pun terpecah. Jangankan membangun yang baru, mungkin untuk perbaikan fasilitas yang rusak pun tidak bisa. Zzzzzzz.... Pembangunan pasti tidak akan berjalan apabila ada orang2 atau kelompok2 yang ingin mengganggu. Saya antara setuju dan tidak setuju pada metode orba. Yang mau membuat kerusuhan, besoknya sudah hilang. Di satu sisi itu adalah kejahatan, disisi lain demi kepentingan umum. Ingat, kepentingan umum di atas kepentingan pribadi/golongan. Ada yang ingat Munir? Yang dulu kasusnya heboh. Bagi yang belum tahu, dia adalah salah satu penghianat bangsa, menjual rahasia negara ke negara lain. Makanya oleh negara dia dimatikan. Tidak ada yang tertangkap kan? Ya iyalah, wong negara. Daripada negara hancur, ya dimatikan saja. Menteri yang seharusnya adalah orang terpilih dan mahir dalam bidangnya malah diisi oleh orang partai yang tidak tahu harus melakukan apa selain mengumulkan duit demi tercapainya jatah menteri dari berbagai partai. Ujung2nya urusan jadi kacau, akhirnya membuat pejabat baru bernama Wakil Menteri yang berasal dari kalangan profesional. Pekerjaan yang seharusnya bisa dilakukan oleh satu orang, sekarang harus dilakukan oleh 2 orang. 1 politikus tidak paham bidangnya, 1 profesional di bidangnya. Efektifkah??? Gerakan separatis sekarang ini juga makin berani. Malah ada yang meminta dukungan luar negeri. Dan yang lebih sakit, negara luar pun mendukung. *dooohhhh!!!!! Bahkan ada daerah yang punya bendera sendiri. Malah mengibarkan saat ada kunjungan presiden. Bukan bermaksud untuk menghina daerah tersebut, tetapi jelas2 "...SIAPA BERANI MENURUNKAN ENGKAU, SERENTAK RAKYATKU MEMBELA...". Merah Putih harus paling tinggi Brooohhh... Kacaunya Indonesia sekarang ini akhirnya membuat banyak tokoh untuk menggalakkan budaya sebelum reformasi. Menghidupkan kembali Identitas yang telah dibangun selama puluhan tahun oleh pendahulu sebelum reformasi. Ada yang tahu 4 Pilar? Pancasila, UUD45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika Negara yang punya banyak partai bagaikan orang tua yang punya banyak anak. Kalau anak banyak minta dan orang tua tidak siap, pasti akan kacau. Tetapi disinilah potensi besarnya, bila antar anak tidak akur, keluarga pasti hancur. Tetapi bila semua anak akur, silakan dibayangkan betapa hebatnya keluarga tersebut. Jadi, apa tugas kita? Pemilu 2014 di depan mata, bagi yang kalah, plis jangan marah. Tugas kita jauh lebih besar daripada keinginan dan keegoisan kita untuk menang. Yang kalah dukung yang menang, jangan saling menghancurkan. Kewajiban membangun bangsa jauh lebih besar daripada keinginan untuk cari duit. Bagi mahasiswa, jangan cuma bisa teriak2 waktu demo, tapi juga perjuangkan apa yang diteriakkan bila suatu saat menjadi pejabat negara. Jangan seperti kebanyakan aktifis yang akhirnya ikut arus dan diam saat menjabat. Intinya, yok bersatu, bergandengan tangan membangun negara ini, negara Indonesia ini adalah RUMAH KITA. Mari kita bangun rumah kita seindah-indahnya, isi dengan berbagai kebaikan, agar kita bisa nyaman tinggal didalamnya. Mari kita perjuangkan apa yang menjadi identias bangsa ini. Mohon kritikan dan saran dari pembaca semuanya. Bila ada yang benar, datangnya dari Tuhan. Dan bila ada yang salah, datangnya dari saya pribadi dan syaitan. Terima kasih Selamat 68 tahun untuk kita semua

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun