Mohon tunggu...
Muhammad Satrio
Muhammad Satrio Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Berkuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya

Hobi saya adalah bermain sepakbola/Minat saya dalam dunia olahraga/kegiatan saya adalah berkuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Abu Ayyub Al-Anshari: Seorang Saksi Perjuangan & Perkembangan Agama Islam

6 Januari 2023   07:42 Diperbarui: 6 Januari 2023   07:58 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahukah anda tentang seorang sahabat yang menjadi saksi perjuangan dan perkembangan agama Islam? Jawabannya adalah Abu Ayyub Al-Anshari r.a. Mungkin ada beberapa orang yang belum mengenal sahabat yang satu ini karena tidak seternama sahabat-sahabat yang lain, seperti Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma.


Meskipun tidak seternama sahabat-sahabat diatas akan tetapi beliau termasuk sahabat yang paling beruntung dalam perjalanan agama Islam. Mau tau alasannya? Hal tersebut akan menjadi pembahasan dalam artikel kali ini.


Abu Ayyub Al-Anshari adalah seorang sahabat nabi Muhammad Saw dari golongan kaum anshar. Nama aslinya adalah Khalid bin Zaid bin Kulaib bin Malik bin An-Najjar, nama ayahnya adalah Zaid bin Khulaib dan ibunya adalah Hindun binti Said dari bani Al-Harits. Abu Ayyub merupakan salah satu orang yang bersumpah setia kepada nabi dalam baiat aqabah.


Saat nabi Muhammad dan kaum muslimin berhijrah dari kota Mekkah ke Yatsrib (nama awal sebelum kota Madinah) banyak kaum anshar yang menginginkan rasulullah agar tinggal dirumahnya. Akhirnya rasulullah membuat keputusan apabila unta yang dinaikinya berhenti didepan rumah dari seseorang, maka rasulullah akan tinggal dirumah seseorang yang rumahnya diajdikanpemberhentian untanya tersebut.


Pada akhirnya rumah dari Abu Ayyub lah yang menjadi pemberhentian unta rasulullah, Abu Ayyub yang mengetahui hal tersebut tentu saja sangat bergembira karena rumahnya akan dijadikan tempat persinggahan orang paling mulia disisi Allah. Karena rumah Abu Ayyub berlantai 2, Raslullah Saw dipersilahkan untuk menghuni bagian atas, sedangakan Abu Ayyub sendiri berada dibagian bawah. Rasulullah juga mempersaudarakan golongan kaum muhajirin dan golongan kaum anshar agar terjalin ikatan yang kuat diantara kaum muslimin.


Abu Ayyub Al-Anshari juga mengikuti peperangan-peperangan penting bersama rasulullah, diantaranya adalah perang badar, perang uhud dan perang khandaq. Dimana ketiga perang terebut merupakan tonggak awal perjuangan umat Islam untuk melawan kezaliman kaum musyrikin. Cerita singkat tentang ketiga perang tersebut, perang badar adalah peperangan yang terjadi di sebuah sumur yang bernama badar yang terjadi pada 17 Ramdhan tahun ke 2 Hijriyah. Pasukan muslimin berjumlah 313 orang, sedangkan kaum musyrikin berjumlah 1.000 pasukan, walaupun perbedaan pasukan yang banyak umat Islam tetap dapat memenangkan peperangan badar ini, jumlah korban dari pasukan muslim adalah 14 orang dan dari kaum musyrikin adalah 70 orang.
Selanjutnya, perang uhud adalah peperangan yang terjadi di kaki bukit uhud. Perang ini terjadi pada 7 Syawal tahun ke 3 Hijriyah, pasukan muslimin berjumlah 700 sedangkan pasukan musyrikin berjumlah 3.0000 orang.

 Disini umat Islam mengalami kekalahan karena tidak patuhnya para pasukan pemanah terhadap perintah rasulullah yang memerintahkan mereka agar tidak turun dari atas bukit, akan tetapi karena mereka mengira sudah memenangkan pertempuran, mereka turun dari bukit untuk mengambil harta rampasan perang. Hal ini dimanfaatkan oleh jenderal perang musyrikin saat itu yaitu Khalid bin Walid untuk melakukan serangan balik terhadap kaum muslimin. Jumlah korban dari kaum muslimin adalah sekitar 70 orang termasuk paman nabi yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib, sedangkan dari pihak musyrikin adalah 27 orang.


Yang terakhir, perang khandaq adalah peperangan yang terjadi pada bulan syawal tahun ke 5 Hijriyah, dinamai perang khandaq karena kaum muslimin membuat sebuah khandaq (parit) yang mengelilingi kota Madinah untuk menghalau serangan kaum musyrikin. Perang ini juga disebut sebagai perang ahzab karena kaum musyrikin beraliansi dengan kaum yahudi bani Nadir. Setelah terjadi pengepungan selaa satu bulan, akhirnya Allah Swt mengirimkan angin yang memporak porandakan kemah pasukan al-ahzab sehingga pemimpin kaum musyrikin yaitu Abu Sufyan memerintahkan pasukannya untuk kembali ke Mekkah karena pasukannya telah mengalami banyak kerugian fisik maupun materi.


Abu Ayyub Al-Anshari juga mengikuti penaklukan kota Mekkah yang dilakukan oleh kaum muslimin yang dikenal dengan peristiwa Fathu Makkah(pembebasan kota Mekkah). Selain kejadian-kejadian yang dialami bersama rasulullah, Abu Ayyub juga terus menyaksikan perjuangan khulafaur rasyidin dalam mengembangkan agama Islam. Sampai pada masa pemerintahan Muawwiyah bin Abu Sufyan, Abu Ayyub ikut berperang dalam misi penaklukan kota Konstantinopel.


Meskipun di usianya yang sudah sangat tua, beliau tetap ingin ikut berperang agar dapat menyaksikan penaklukan kota yang telah dijanjikan rasulullah semasa hidupnya. Akan tetapi Abu Ayyub meninggal dunia karena sakit diusia 80 tahun, sebelum meninggal dia berwasiat kepada Yazid bin Muawwiyah agar mengebumikan jasadnya di dekat tembok kota Konstantinopel agar ia dapat menyaksikan penaklukan kota Konstantinopel walaupun tidak melihatnya langsung saat didunia. Meskipun pasukan Yazid gagal untuk menaklukkan kota Konstantinopel, akan tetapi pada tahun 1453 masehi akhirnya kaum muslimin dapat menaklukkan kota Konstantinopel dibawah kepemimpinan Muhammad Al-Fatih dari kesultanan turki Utsmani.


Memang Abu Ayyub tidak menyaksikan secara langsung penaklukan kota Konstantinopel yang dilakukan Muhammad Al-Fatih, akan tetapi kuburan beliau menjadi saksi penaklukan atas kota tersebut dan membuktikan kebenaran kata-kata Rasulullah Saw. yang  menyatakan bahwa Konstantinopel akan jatuh ketangan umat Islam. Abu Ayyub memang bukan sahabat seperti Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali yang begitu dikenal sebagai pejuang Islam yang hebat, akan tetapi beliau adalah orang yang dapat menyaksikan perjuangan dan perkembangan agama Islam dari masa Rasulullah yang umat Islam masih tertindas oleh kaum musyrikin hingga masa kejayaan umat Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun