Mohon tunggu...
Muhammad RohidsFahreza
Muhammad RohidsFahreza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa SV IPB prodi Ekowisata 58

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Pembelajaran pada Masa Pandemi

31 Juli 2021   00:56 Diperbarui: 31 Juli 2021   02:05 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wabah global pandemi Covid-19 telah menyebar ke seluruh dunia, mempengaruhi hampir semua negara dan wilayah. Virus ini pertama kali terlacak pada Desember 2019 di Wuhan, China. 

Negara di seluruh dunia memperingatkan masyarakat untuk waspada dan berhati-hati. Strategi pelayanan publik meliputi cuci tangan, memakai masker, pembatasan sosial, dan menghindari pertemuan dan pertemuan massal. Strategi tinggal di rumah dan jarak sosial karena pandemi Covid-19 telah menyebabkan penutupan sekolah, lembaga pelatihan, dan fasilitas pendidikan tinggi di sebagian besar negara termasuk Indonesia. Tindakan ini diperlukan untuk meratakan kurva dan mengendalikan penularan penyakit.

Dengan ditutupnya sekolah, sistem pembelajaran kini mulai menerapkan metode pembelajaran online atau dalam jaringan (daring). Peraturan pemerintah ini mulai berlangsung di beberapa provinsi di Indonesia pada Senin, 16 Maret 2020 dan diikuti oleh provinsi lainnya. Guru harus memastikan bahwa kegiatan mengajar tetap berjalan, bahkan ketika pelajar berada di rumah. 

Guru berkewajiban mengembangkan langkah-langkah kreatif yang membantu mengatasi keterbatasan pengajaran virtual. Guru secara aktif berkolaborasi di tingkat lokal untuk meningkatkan metode pengajaran online.Pemerintah juga berharap orang tua menjadi guru untuk anaknya dirumah, orang tua diminta untuk mengawasi dan membimbing anaknya.

Persyaratan guru tidak hanya akademis, tetapi juga keterampilan komunikasi yang harus dicapai dalam pembelajaran online melalui penggunaan platform online seperti Google Classroom, Zoom, lingkungan belajar virtual dan media sosial dan berbagai forum grup seperti Telegram, Messenger, WhatsApp dan WeChat dijajaki dan dicoba untuk belajar mengajar untuk pertama kalinya untuk melanjutkan pendidikan. 

Ini dapat dieksplorasi lebih jauh bahkan setelah pengajaran tatap muka dilanjutkan, dan platform ini dapat memberikan sumber daya tambahan dan pembinaan kepada para pelajar. Pelajar juga diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan media pembelajaran tersebut.

Pembelajaran online ini memiliki beberapa kendala seperti lemahnya infrastruktur pengajaran online, terbatasnya paparan guru terhadap pengajaran online, kesenjangan informasi, lingkungan yang tidak kondusif untuk belajar di rumah, kesetaraan dan keunggulan akademik dalam hal pendidikan tinggi.

 Sementara, di banyak pedesaan atau pelosok kota, anak-anak yang terbelakang secara ekonomi tidak mampu membeli perangkat pembelajaran online. Hal ini juga menjadi permasalahan yang marak terjadi pada pelajar yang mengikuti pembelajaran online sehingga kurang maksimal pelaksanaannya.

Dengan ada kendala lain, seperti banyaknya pelajar yang sulit mencerna materi yang disampaikan guru karena pembelajaran online tidak optimal. Para pelajar juga mengeluh dengan banyaknya tugas yang diberikan karena membuat mereka pusing. Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa masih banyak guru yang hanya memberikan tugas tanpa menjelaskan materi pembelajaran tersebut. Hal inilah yang membuat pelajar menjadi tidak memahami materi yang diajarkan.

Pembelajaran online ini menuntut mereka untuk lebih mandiri, karena semua tugas dan ujian siswa dilakukan dari rumah, akan tetapi banyak siswa yang lebih memilih untuk mencarinya di internet atau bahkan orang tua yang mengerjakan tugas siswa tersebut. Hal ini menjadikan siswa untuk tidak mementingkan kejujuran melainkan nilai yang tinggi.

Hal ini membuat pendidik kesulitan untuk menemukan keaslian pekerjaan dan pembelajaran yang sebenarnya terjadi. Namun, masih banyak juga orang tua yang tak acuh menyebabkan anak menjadi tertinggal karena kurangnya bimbingan, padahal dalam pembelajaran online ini peran orang tua sangat penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun