Bulan suci Ramadan tinggal menghitung hari, tentunya ada kerinduan yang tak terperi bagi umat Muslim untuk segera bertemu dengannya. Tanpa mengurangi keikhlasan dalam menjalankannya, agar lebih termotivasi, tidak salahnya apabila kembali menyimak hikmah-hikmah 'duniawi' Â ketika berpuasa. Selain hikmah iman dan takwa, yang pasti akan di diperoleh -tentunya.
Menurunkan Berat Badan
Ya, biasanya ini adalah manfaat pertama yang juga 'terfavorit' dari besarnya hikmah melaksanakan puasa  di bulan suci Ramadan. Dengan memangkas asupan makanan yang biasanya  lebih dari dua kali makan di siang hari, maka otomatis -kemungkinan- penimbunan lemak akan semakin berkurang.Â
Hey, tapi hati-hati! biasanya orang -justru- akan semakin gemuk ketika berpuasa. Apa yang salah? Salahnya adalah faktor psikologis yang senantiasa menuntut untuk 'balas dendam'. Siang menahan lapar, maka malamnya  dijadikan ajang balas dendam atas nama 'perut yang tersakiti' ketika di siangnya. Harap, jangan sampai begitu, ya!Â
Menempa Diri dalam Melawan Kemalasan
Meskipun sedang berpuasa, seorang Muslim harus tetap bekerja dan mencari nafkah. Maka, ini menjadi ajang untuk menempa diri dalam melatih kekuatan mental dalam menjalankan kewajiban, namun berada dalam keterbatasan fisik. Perlahan tapi pasti, hal tersebut akan menjadi kebiasaan dan tertanam jiwa yang semangat meskipun dalam keterbatasan.Â
Work from home, bukan jadi alasan untuk malas, ya! Kreatif dalam mengatur waktu ketika berpuasa di rumah, merupakan sebuah keniscayaan, agar tidak 'boring' dan menjadi malas.
Melatih Hidup Sederhana
Fenomena menarik ketika bulan suci Ramadan adalah tingkat konsumsi masyarakat yang semakin tinggi, khususnya sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan pangan. Sah-sah saja memang, dan itu pun menjadi hak setiap orang pada umumnya, namun dengan berpuasa seyogianya semakin bisa untuk hidup sederhana, karena siang harinya hampir tak perlu apa-apa lagi untuk dimasukan ke dalam perutnya. Kuncinya, sekali lagi, ada diperkara psikologis yang kerap kali menginginkan 'pembalasan dendam'. So, hindari 'balas dendam'!
Melatih Kepekaan  Sosial