Mohon tunggu...
MUHAMMAD RIZQI PRASSETIYO
MUHAMMAD RIZQI PRASSETIYO Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman Berlibur Ke Luar Negeri Pertama Aqila

14 Maret 2025   10:44 Diperbarui: 14 Maret 2025   10:44 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Utin Nur Aqila seorang lulusan sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan di Universitas Tanjung Pura, Kalimantan Barat. Sekarang dia berusia 22 tahun pada tahun 2025. Setelah menyelesaikan studinya, kini bekerja sebagai pegawai honorer, tempat tinggal nya sekarang yaitu di Ketapang, Kalimantan Barat. Dia ingin menyampaikan hasil dari pengalaman yang di alami saat pergi ke luar negri, sebelumnya dia belum pernah pergi keluar negri, nah pada tahun 2024 akhirnya dia bisa melakukan perjalanan keluar negri untuk pertama kali nya.

Saat yang di tunggu tunggu pun tiba. Dengan penuh semangat, Aqila bersama temannya menaiki bus dari Pontianak menuju PLBN Entikong. Waktu perjalanan dari Pontianak ke Entikong sekitar 5-6 jam, tergantung kondisi lalu lintas dan cuaca. Dalam perjalanan tersebut, mereka beberapa kali berhenti untuk istirahat, biasanya 30-45 menit di beberapa titik peristirahatan untuk makan, mengisi bahan bakar, atau hanya untuk meregangkan tubuh. Walau perjalanan yang begitung panjang Aqila tidak mengeluh, dia sangat senang karna ingin melepas lelah dan berwisata keluar negri.

Sesampainya, di perbatasan Entikong suasana disana cukup ramai dengan wisatawan dan warga yang melintasi batas negara untuk berbagai keperluan seperti perdagangan, liburan atau untuk mengunjungi keluarga. Sebelum memasuki wilayah Malaysia, mereka harus melalui beberapa proses imigrasi yang memerlukan dokumen resmi dan pemeriksaan barang bawaan walau antrian yang panjang tetapi proses nya berjalan tertib dan lancar. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan bus Malaysia dari Tebedu menuju Kuching, yang memakan waktu sekitar 2 jam dengan bus. Dengan demikian, total waktu perjalanan dari Pontianak hingga Kuching memakan waktu sekitar 7-8 jam, termasuk waktu istirahat dan pemeriksaan imigrasi.

Sesampainya di Kuching, Aqila merasa sangat senang dan kagum dengan kota yang tertata rapi, kebersihan yang terjaga, aturan yang di taati oleh masyarakat sekitar serta keamaanan dan keramahan masyarakat di kota Kuching tersebut. Kemudian Aqila melanjutkan perjalanan menuju Apartemen yang sudah di pesan sebelumnya.

Apartemen tempat mereka menginap memberikan pemandangan indah, seolah menyambut mereka dengan kehangatan dengan memiliki fasilitas lengkap, seperti ruang tamu, serta akses yang mudah ke berbagai tempat wisata dan pusat perbelanjaan. Aqila puas dengan apartemen yang di tempati nya selama disana, dan untuk harga nya itu sekitar 1.700.000 per malam . Selama enam hari di Kuching, Aqila dan temannya menjelajahi berbagai tempat menarik, menikmati makanan khas, dan merasakan keramahan penduduk setempat.

Pada hari pertama, mereka mengunjungi Waterfront Kuching pada malam hari. Udara malam yang sejuk sambil menikmati pemandangan Sungai Sarawak bersatu dengan lampu kota yang menyinari tempat sekitar menciptakan suasana yang menenangkan. Mereka duduk di tepi sungai, menikmati suasana malam tersebut sambil menceritakan hal hal kecil dan lucu. Aqila juga menceritakan tentang kebersihan dan fasilitas Waterfront Kuching tersebut yang bersih dan terjaga. Di sini, Aqila juga melihat monumen kucing yang ikonik, menambah kesan bahwa mereka benar-benar berada di Kota Kuching. Tidak lupa juga membeli beberapa snack dan makanan disana.

Keesokan harinya, mereka berkeliling kota dan mengunjungi beberapa destinasi menarik, termasuk Borneo Cultures Museum. Untuk harga tiket masuk itu kisaran 20 RM hingga 50 RM. Di tempat ini, Aqila mengenal lebih dalam sejarah perjalanan kota dari masa kolonial hingga masa modern, tidak hanya berisi sejarah kota tersebut disini terdapat juga pakaian adat, artefak artefak zaman dulu yang di pajang di museum tersebut seperti, patung, perahu dan lainnya. Aqila juga menyarankan, dia sangat senang begitu melihat lihat kedalam museum tersebut.

Aqila mengatakan dapat berinteraksi dengan berbagai layar digital yang memberikan pengalaman dan menyenangkan, terus ada bagian yang menampilkan koleksi flora dan fauna khas borneo. Dia juga menyarankan untuk datang lebih awal untuk bisa mendapatkan rasa puas dan menikmati area satu persatu tanpa tergesa gesa karena orang yang memasuki museum tersebut sangat ramai dan perlu memakan waktu yang lama untuk menyelusuri tempat tersebut satu persatu.

Selama mengunjungi tempat tempat wisata di Kuching, Aqila juga tak melewatkan kesempatan untuk mencoba kuliner khas Kuching. Salah satu yang paling disukai nya adalah Laksa Sarawak. Perpaduan rasa pedas, asam, dan gurih dari kuahnya yang enak. Tak hanya itu, Aqila juga mencoba Nasi Kandar yang terkenal dengan rempah rempah yang kaya dan lezat. Berbagai makanan khas lainnya seperti Nasi Lemak dan Kek Lapis Sarawak juga di rasakan selama berada di sana.

Selama enam hari di Kuching, Aqila menghabiskan sekitar 2.500.000 untuk transportasi lokal, baik itu taksi, Grab, maupun kendaraan umum. Selain itu, untuk kebutuhan makan,  menghabiskan sekitar 2.000.000. Selama di Kuching, mereka mencicipi berbagai kuliner khas, seperti Laksa Sarawak, Nasi Kandar, Nasi Lemak, dan berbagai makanan halal lainnya yang mudah ditemukan di restoran lokal atau pusat perbelanjaan. Dan juga selama di Kuching  hanya sering ke mall untuk berbelanja atau sekedar melihat lihat saja. Aqila mengatakan kalau kebersihan disana terjaga seperti toiletnya bersih, tong sampah banyak, dan lainnya.

Aqila tidak hanya menikmati kuliner, Aqila juga berbelanja berbagai oleh-oleh khas Kuching dengan total pengeluaran sekitar 1.200.000. Beberapa barang yang dibeli antara lain perlengkapan pakaian, oleh-oleh makanan khas seperti Kek Lapis Sarawak dan ikan terubuk masin, beberapa alat make-up dan skincare dari merek yang mungkin sulit ditemukan di Indonesia, serta tas sebagai tambahan koleksi pribadinya. Harga oleh-oleh di Kuching cukup beragam, misalnya Kek Lapis Sarawak berkisar antara 25-60 ringgit Malaysia (sekitar 90.000-220.000 rupiah) tergantung ukuran dan rasa, sedangkan ikan terubuk masin dijual dengan harga sekitar 20-50 ringgit per ekor (sekitar 75.000-185.000 rupiah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun