Mohon tunggu...
muhammad rifky rustiana
muhammad rifky rustiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa FISIP Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pasca New Normal

27 Juli 2020   14:38 Diperbarui: 27 Juli 2020   14:41 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama 5 bulan  kita hidup penuh dengan berita tentang Covid-19, di TV, radio, media sosial atau media digital, obrolan di rumah, di kantor, ditelpon juga bicara tentang covid. Berbagai respon dan rekasi yang ditunjukkan masyarakat, ada yang sedih, cemas, takut, gemas, khawatir, marah-marah, tetapi ada juga yang tenang atau tetap percaya diri. 

Covid-19 berhasil merubah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari baik dirumah, sekolah, tempat kerja, di jalan, dimanapun.  Kita dibuatnya  seakan tak berdaya, karena gerak langkah kita dibatasi dengan adanya covid, sehingga  membuat kita tidak produktif yang berdampak pada masalah ekonomi keluarga, masyarakat, daerah dan negara.

Penularannya melalui droplet atau percikan batuk atau bersin. Virus dapat berpindah secara langsung melalui percikan batuk atau bersin dan napas orang yang terinfeksi yang kemudian terhirup orang sehat.  

Virus juga dapat  menyebar secara tidak langsung melalui benda-benda yang tercemar virus akibat percikan atau sentuhan  tangan yang tercemar virus. Virus bisa tertinggal di permukaan  benda-benda dan hidup selama beberapa jam  hingga beberapa hari, namun cairan disinfektan dapat membunuhnya. 

Penyakit ini belum ada obat atau vaksinnya dan sudah menjadi pandemi yang menyebabkan banyak kematian di dunia maupun di Indonesia dan sampai saat ini kasusnya masih terus meningkat.

Presiden RI Joko Widodo menyatakan terkait new normal dalam pidato resminya di Istana Merdeka pada 15 Mei 2020. 

"Kehidupan kita pasti berubah untuk mengatasi resiko ini, itu keniscayaan. itulah yang orang banyak sebut sebagai new normal atau tatanan hidup baru."

Pada masa pandemi masyarakat Indonesia diharuskan hidup dengan tatanan hidup baru yang dapat 'berdamai' dengan Covid-19. Adapun yang dimaksud dengan new normal adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dan semua institusi yang ada diwilayah tersebut untuk melakukan pola harian atau pola kerja atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya. Bila hal ini tidak dilakukan akan terjadi risiko penularan.

Tujuan dari new normal adalah agar masyarakat tetap produktif dan aman dari Covid-19 dimasa pandemi. Selanjutnya agar new normal lebih mudah diinternalisasikan oleh masyarakat maka "new normal" dinarasikan menjadi 'Adaptasi Kebiasaan Baru'. Maksud dari Adaptasi Kebiasaan Baru adalah agar kita bisa bekerja, belajar dan beraktivitas dengan produktif di era Pandemi Covid-19. 

Kita dituntut untuk mampu mengadaptasi atau menyesuaikan kebiasaan baru dimanapun kita berada baik di rumah, di kantor, di sekolah, di tempat ibadah termasuk di tempat-tempat umum seperti terminal, pasar, mall.

Diharapkan dengan seringnya menerapkan kebiasaan baru dimanapun, semakin mudah dan cepat menjadi norma individu dan norma masyarakat. Dengan demikian kita bisa bekerja, belajar, beribadah dan beraktivitas lainnya dengan aman, sehat dan produktif. Adaptasi kebiasaan baru yang dimaksud adalah:

  • sering cuci tangan pakai sabun 
  • pakai masker
  • jaga jarak
  • istirahat cukup
  • rajin olahraga
  • makan makanan bergizi seimbang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun