Mohon tunggu...
Muhammad Nashiruddin
Muhammad Nashiruddin Mohon Tunggu... Institut Muslim Cendekia

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Institut Muslim Cendekia: Memupuk Kader Sejak Dini Menuju Panggung Debat Internasional

14 Juni 2025   13:36 Diperbarui: 14 Juni 2025   13:55 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Para Juri Beserta Para Pemenang Lomba Debat Fiqh Bahasa Arab 2025 di IMC (Arsip Divisi Kegiatan Kemahasiswaan)

Sejak mengukir prestasi di ajang 7th International Universities Debating Championship (IUDC) Qatar 2024, Institut Muslim Cendekia (IMC), yang dahulu dikenal sebagai STIBA Ar Raayah Sukabumi, terus menunjukkan komitmennya dalam membangun ekosistem pembinaan debat Bahasa Arab yang sistematis, berjenjang, dan terbuka bagi seluruh mahasiswanya.

Salah satu langkah pembinaan yang digelar di tahun 2025 ini adalah penyelenggaraan Lomba Debat Fiqh Bahasa Arab 2025. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Divisi Bahasa dengan Divisi Kegiatan Kemahasiswaan, dua unit penting yang bernaung di bawah Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IMC.

Berbeda dengan ajang-ajang seleksi yang biasanya hanya dibuka untuk mahasiswa pilihan, Lomba Debat Fiqh Bahasa Arab 2025 justru dibuka untuk seluruh mahasiswa dari semua semester. Setiap mahasiswa yang memiliki kemauan, semangat, dan kesiapan untuk mengembangkan diri dipersilakan bergabung, tanpa batasan angkatan ataupun pengalaman sebelumnya. Kebijakan ini mencerminkan prinsip pembinaan di IMC: bahwa proses dan kesempatan belajar adalah hak setiap individu, bukan hanya hak segelintir yang telah dianggap "siap".

Dalam ajang ini, peserta tidak hanya dilatih fasih berbicara dalam Bahasa Arab, tetapi juga dilatih untuk menyusun argumentasi fiqh secara ilmiah, sistematis, dan metodologis. Perpaduan antara penguasaan bahasa Arab aktif dengan kedalaman pemahaman fiqh inilah yang selama ini menjadi ciri khas pembinaan di Institut Muslim Cendekia.

Pembinaan internal seperti ini telah menjadi fondasi kuat yang menghasilkan prestasi di tingkat internasional. Keberhasilan dua mahasiswa IMC dalam IUDC 2024, Azkia Algifari dan Muhammad Azhar, sebagai pembicara terbaik kategori Non-Native Speakers di Qatar, menjadi bukti bagaimana proses pembinaan kampus mampu melahirkan kader yang mampu bersaing secara global.

Dengan pembinaan yang semakin matang, atmosfer ilmiah yang terbuka, serta peluang aktualisasi yang luas, IMC tak lagi sekadar menjadi institusi akademik, tetapi telah menjelma sebagai laboratorium kaderisasi ilmuwan dan intelektual Muslim yang kompetitif di tingkat internasional. Maka, bukan pertanyaan apakah IMC akan kembali tampil di IUDC ke-8 nanti, melainkan hanya menunggu siapa nama-nama baru yang akan membawa bendera Indonesia di panggung dunia tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun