Semarang -- Upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dasar terus digalakkan, terutama dalam menghadapi tantangan kesulitan membaca yang masih dialami oleh sebagian siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SDN Wonoplembon 02, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca, baik dari segi kelancaran teknis maupun pemahaman isi bacaan. Fenomena ini melatarbelakangi penyusunan sebuah modul berjudul "Pendampingan Tutorial Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru SDN Wonoplembon 02" yang disusun oleh Muhammad Maulana Destiar, mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Modul ini tidak hanya memberikan panduan teknis mengenai langkah-langkah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), tetapi juga menyoroti pentingnya peran guru sebagai peneliti di kelasnya sendiri. Melalui pendekatan yang sederhana dan aplikatif, buku ini mengajak para guru untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran mereka, khususnya dalam membantu siswa mengatasi kesulitan membaca.
Dalam penyusunannya, Muhammad Maulana Destiar mengamati bahwa beberapa siswa di SDN Wonoplembon 02 masih membaca dengan cara mengeja, belum mampu memahami isi bacaan, dan menunjukkan rasa percaya diri yang rendah ketika diminta membaca di depan kelas. Melalui modul ini, ia berharap para guru dapat lebih mudah merancang tindakan pembelajaran yang tepat, seperti penerapan metode Reading Buddy, penggunaan media kartu bergambar, serta kegiatan membaca berulang yang menyenangkan.
Modul ini juga berisi panduan lengkap tentang bagaimana guru dapat mengidentifikasi masalah belajar, merancang strategi tindakan, melaksanakan pengamatan di kelas, hingga merefleksikan hasilnya. Seluruh isi disajikan dengan bahasa yang ringan, komunikatif, dan disertai contoh konkret yang mudah diterapkan dalam situasi nyata di kelas.
Sebagai penulis, Muhammad Maulana Destiar berharap kehadiran modul ini dapat menjadi pemantik semangat bagi guru-guru SDN Wonoplembon 02 untuk berani melakukan PTK secara mandiri. Ia menuturkan bahwa modul ini bukan sekadar panduan administratif, tetapi juga sarana refleksi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah dasar.
"Saya berharap modul ini dapat membantu guru-guru SDN Wonoplembon 02 dalam memahami dan menerapkan Penelitian Tindakan Kelas secara sederhana. Melalui penelitian yang berangkat dari masalah nyata di kelas, diharapkan proses belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan, terutama dalam membantu siswa yang masih mengalami kesulitan membaca," ujarnya.
Kegiatan penyusunan modul ini merupakan bagian dari program Bhakti Akademisi Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Unnes, yang mendorong mahasiswa untuk berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar secara teoretis di kampus, tetapi juga menerapkan ilmunya secara nyata di lapangan.
Dengan adanya modul "Pendampingan Tutorial Penyusunan PTK" ini, diharapkan para guru SDN Wonoplembon 02 semakin terinspirasi untuk berinovasi dan reflektif dalam mengajar, sehingga permasalahan kesulitan membaca yang masih dihadapi beberapa siswa dapat diatasi secara bertahap dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI