Mohon tunggu...
Muhammad Lukman Prayoga
Muhammad Lukman Prayoga Mohon Tunggu... -

Pribadi Pembelajar dalam berbagai hal, termasuk dalam menulis. Kritik dan saran sangat dinantikan, terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Believe in Yourself and You Will be Unstoppable, is That True?

5 September 2018   17:30 Diperbarui: 5 September 2018   20:10 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Self-confidence tanpa menimbang kapasitas diri (nekat), justru akan menjadi bumerang yang memberikan mudharat terhadap diri sendiri dan lingkungan. Ilustrasinya seperti seseorang yang dengan berani terjun kelautan untuk menolong anak yang tenggelam, namun ternyata orang tersebut tidak bisa berenang. Alhasil, sang anak tidak tertolong, dan orang tersebut justru menjadi salah satu korban juga. Dari ilustrasi tersebut, sangat jelas bahwa objektifitas dalam mengukur kapasitas diri, sebelum memunculkan Self-confidence, begitu penting untuk dilakukan.

Ketika kita telah menilai diri secara objektif, hasilnya adalah dapat memunculkan dua potensi. Potensi yang pertama adalah, secara objektif kita mampu melakukan apa yang ingin dilakukan, karena memiliki pengetahuan, kemampuan, dan aspek lain yang memadai. Sedangkan potensi kedua ialah, objektifnya memang kita tidak memiliki atau kurang secara kapasitas untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Jika potensi pertama yang muncul, maka sisanya tinggal menumbuhkan Self-Confidence, sebab jika secara kapasitas sudah siap, kemampuan sudah mumpuni, pengetahuan sudah mencukupi, sudah tidak ada alasan untuk tidak percaya diri. Namun jika objektifnya masih banyak kekurangan, solusinya adalah menurunkan target menjadi lebih realisitis untuk dicapai dengan kondisi yang ada sekarang, atau memberanikan diri mengejar target yang sama, dengan berusaha melayakan diri untuk bisa mencapai tujuan yang kita inginkan.   

Menjalankan Upaya Melayakan Diri

Bagi seseorang yang secara objektif memang tidak memadai secara kapasitas, bukan tidak mungkin mendapatkan tujuan yang diinginkan, apabila menjalankan upaya  melayakan diri. Makna melayakan diri disini adalah membuat aspek-aspek dalam diri kita baik pengetahuan, keahlian, moral, dan aspek lain dalam diri menjadi pantas, atau patut untuk bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. 

Contohnya, seorang ingin mencoba membuat sebuah tulisan, namun disisi lain secara objektif ia sadar bahwa kemampuan penulisannya kurang begitu baik. Jika ia tetap ingin mencapai keiinginanya, maka ia dapat melayakan diri dengan cara melatih kemampuan menulisnya, entah dalam hal sistematika penulisan, membuat kalimat penjelas, dan cara lainnya. Dengan begitu, ia bisa memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menulis.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk melayakan diri. Jika kurang dalam hal kemampuan, maka bisa menjalani pelatihan demi pelatihan agar dapat meningkatkan skill yang kita butuhkan. Jika kurang dalam hal pengetahuan, maka carilah pengetahuan tersebut dari sumber-sumber yang telah tersedia. Jika moral atau kepribadian yang masih kurang, mulailah untuk merencanakan strategi pembangunan moral tertentu, aktuskan dalam kehidupan sehari-hari, dan kemudian biasakan.

Bukti Sukses Self-Confidence dengan Objektif Terhadap Diri dan Menjalankan Upaya Melayakan Diri

Bukti sukses Self-Confidence dalam karir, dengan melalui tahapan penilaian yang objektif dan tahapan menjalankan upaya melayakan diri bisa kita lihat pada diri Jessica Cox. Jessica merupakan perempuan yang lahir di Arizona, Amerika, dengan kondisi yang disebut congenital amputee, atau bayi yang lahir tanpa lengan. Dari kecil sampai dewasa, sudah cukup banyak cemoohan yang didapatkan olehnya. 

Dari mulai ejekan "Robot Girl" sampai pandangan sebelah mata dari rekan kerjanya, tidak jarang ia dapatkan. Ada kalanya hal tersebut membuat dirinya tidak percaya diri, namun Jessica berusaha bangkit, dan menghiraukan cemoohan tersebut.

liputan6.com
liputan6.com
Kondisi congenital amputee, lahir tanpa kedua lengan tentu sangat menyulitkan dirinya, terlebih lagi cita-citanya menjadi seorang pilot. Jessica memandang objektif akan kondisinya ini, dan kemudian mencoba melayakan dirinya dengan cara melatih kedua kakinya, agar mampu mengendarai pesawat sebagaimana mimpinya selama ini. Aktivitas sehari-hari, termasuk mengikuti kelas taekwondo ia lakukan semuanya dengan kaki, ia berharap kakinya kelak mampu mengoprasikan panel kemudi pesawat secara lihai. Dan hasilnya ajaib, buah dari kepercayaan diri yang ditunjang oleh penilaian objektif terhadap diri, serta upaya melayakan diri telah membuatnya mampu menerbangkan pesawat setinggi 10.000 kaki. Kemudian, Guinness World Record menobatkan Jessica Cox, sebagai manusia tanpa lengan pertama dalam sejarah penerbangan dunia, yang mendapatkan sertifikat pilot.

Kesimpulan

Dari apa yang disampaikan diatas, kita dapat mengetahui pentingnya Self-Confidence dalam berkarir. Namun, tidak cukup jika hanya dengan bermodalkan Self-Confidence, seseorang berusaha mendapatkan apa yang dia kejar dalam karir. Perlu adanya penilaian yang objektif pada potensi diri, dan berusaha membuat diri menjadi layak disaat kapasitas diri belum mencukupi. Jika kedua hal tersebut telah dipertimbangkan, dan dilakukan, maka tidak ada alasan untuk tidak percaya diri, dan bukan menjadi kemustahilan untuk mendapatkan cita-cita dalam karir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun