meningkatnya kasus positif akibat Covid-19 ini semakin mengkhawatirkan. Tentunya ini bisa terjadi karena edukasi terkait dengan protokol pencegahan covid ini masih rendah dan terkadang dianggap sepele oleh sebagian masyarakat.
Padahal virus ini adalah virus yang mematikan dan banyak menelan korban bahkan hingga merenggut nyawa. Sebagai “agent of change”, yaitu mahasiswa tentu diperlukan perannya untuk mengedukasi terkait pencegahan virus Covid-19 kepada masyarakat luas.
Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang berbasis pendidikan, Uiversitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) mengadaptasi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2021 dengan tema pandemi Covid-19 dalam 3 bidang yaitu Pendidikan, Kemasyarakatan dan Siswa, serta Ekonomi. Kegiatan KKN ini dilaksanakan mulai tanggal 4 Februari 2021. Tentunya bertujuan agar peran civitas akademika lebih tanggap mencegah penyebaran wabah pandemi ini.
Muhammad Jihan, seorang mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam tahun 2017, meluncurkan rencana dan kegiatan KKN secara online di Pagarsih, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, tempat tinggal mahasiswa tersebut. Melalui program KKN ini, Jihan mampu bergerak untuk meningkatkan pembelajaran online bagi guru dan siswa di lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan salah satu program KKN yang wajib dilaksanakan di bidang pendidikan. Diharapkan dapat membantu para guru dan siswa yang kesulitan belajar online selama pandemi ini.
Salah satu program pencegahan dan penanggulangan covid-19 ini adalah edukasi penanggulangan dampak Covid-19 di bidang pendidikan. Dimana yang menjadi sasaran edukasi tersebut adalah siswa Madrasah Tsanawiyah kota Bandung. Dari program tersebut terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan. Pertama, yaitu penguatan pembelajaran daring untuk siswa. Kegiatannya seperti menyiapkan bahan materi dan pengajaran yang di buat secara menarik agar siswa dapat mengikuti pembelajaran melalui grup WhatsApp.
Proses pemebelajaran hanya dapat dilakukan di grup WhatsApp saja dikarenakan terdapat kendala baik itu dari segi keterbatasan akses cara penggunaan menggunakan media yang lebih interaktif seperti Zoom, Google Meet, dan media yang bisa tatap muka langsung lainnya. Lalu dari akses kuota yang masih terbatas bila menggunakan media yang disebutkan tadi. Hal lainnya juga dari spesifikasi Handphone yang belum bisa menggunakan media tersebut. Salah satu guru yang mengajar di MTs tersebut mengatakan bahwa, “pembelajaran hanya dilakukan grup WhatsApp dan setiap angkatan disatukan dalam satu grup”, ujarnya.
Dalam hal ini, Jihan sebagai mahasiswa KKN UPI melakukan pengajaran di 2 mata pelajaran yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Inggris. Proses pembelajaran di lakukan secara interaktif dimana menggunakan gambar-gambar yang dibuat semenarik mungkin kemudian menjelaskannya dengan voice note.
Setelah pembelajaran para siswa mengerjakan soal-soal dengan google formulir untuk melihat apakah pembelajaran yang dilakukan cukup efektif atau tidak. Berdasarkan tes tersebut diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 75, sehingga dapat dikatakan efektif untuk dilakukan dalam proses pengajaran.
