Mohon tunggu...
muhammadiyah kalimantan timur
muhammadiyah kalimantan timur Mohon Tunggu... Medkom PWM Kaltim

Wabassiril mu'minin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

MKCH Muhammadiyah: Spirit Perubahan Menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur (1)

8 Oktober 2025   10:57 Diperbarui: 8 Oktober 2025   10:59 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"MKCH Muhammadiyah: Spirit Perubahan Menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur"

Oleh : Amir Hady (Sekretaris PWM Kaltim)

Naskah 1: Akar Keyakinan dan Jalan Perjuangan Muhammadiyah

Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) lahir sebagai rumusan jati diri gerakan yang tidak hanya memandang Islam sebatas ajaran ritual, tetapi sebagai panduan hidup menyeluruh. Dirumuskan dalam Tanwir Ponorogo 1969 dan disempurnakan kemudian, MKCH menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar, bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah. Visi besarnya adalah menghadirkan masyarakat utama, adil, makmur, dan diridhai Allah SWT---sebuah cita-cita yang menggambarkan fungsi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi.

Rumusan ini menunjukkan keberanian Muhammadiyah mengambil peran strategis di tengah perubahan zaman. Di satu sisi, MKCH meneguhkan keyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diturunkan kepada para nabi sejak Adam hingga penutup para nabi, Muhammad SAW. Di sisi lain, ia mengajak umat Islam menyadari bahwa ajaran ini bersifat rahmatan lil 'alamin, membawa kesejahteraan material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.

Pendekatan Muhammadiyah dalam memahami Islam bukanlah tekstualisme sempit. MKCH menegaskan pentingnya menggunakan akal pikiran "sesuai dengan jiwa ajaran Islam" dalam mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah. Di sinilah letak kekhasan Muhammadiyah: berpijak kuat pada dalil, tetapi terbuka pada ijtihad kontekstual. Nilai-nilai ini bukan sekadar wacana teoretis; ia menuntun gerakan untuk aktif dalam pendidikan, kesehatan, sosial, hingga advokasi kebangsaan.

Sejak awal, Muhammadiyah sadar bahwa keberagamaan tak boleh dipisahkan dari kebangsaan. MKCH secara eksplisit mengajak seluruh warga bangsa, khususnya Indonesia yang kaya sumber daya dan berlandaskan Pancasila serta UUD 1945, untuk bersama membangun negeri adil dan makmur. Prinsip "Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur" bukan slogan kosong, tetapi cita-cita kolektif agar kekayaan alam dan kemerdekaan digunakan demi kesejahteraan rakyat. (Bersambung)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun