Reflektif Milad ke-60 KOKAM
"KOKAM Tangguh, Sinergi Menjaga dan Membangun Negeri: Refleksi 6 Dekade Perjuangan Pemuda Muhammadiyah"
Oleh : Amir Hady (Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kaltim)
Enam puluh tahun yang lalu, tepat pada 1 Oktober 1965, bangsa Indonesia berada dalam situasi genting. Pemberontakan Gerakan 30 September (G30S) yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) mengguncang keutuhan bangsa. Peristiwa ini bukan hanya tragedi politik, melainkan ancaman ideologis yang hendak mengganti dasar negara Pancasila dengan ideologi komunisme yang antiagama.
Dalam suasana penuh ancaman itulah lahir Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM). KOKAM hadir sebagai respon cepat dari Angkatan Muda Muhammadiyah untuk menjaga bangsa dan negara. Dengan disiplin, keberanian, dan keikhlasan, KOKAM tampil di garda depan, melindungi umat dan mengawal tegaknya Pancasila. Inilah sejarah awal KOKAM: sebuah barisan pemuda Islam yang lahir dari rahim perjuangan melawan pengkhianatan PKI. Sejak saat itu, KOKAM menjadi simbol ketangguhan pemuda Muhammadiyah.
Kini, enam dekade telah berlalu. Situasi bangsa Indonesia memang berbeda dengan tahun 1965, namun tantangan yang dihadapi tidak kalah berat. Ancaman terhadap bangsa tidak lagi berupa kudeta fisik, tetapi muncul dalam bentuk yang lebih kompleks: krisis moral, penyalahgunaan teknologi, kerusakan lingkungan, disintegrasi sosial, serta maraknya politik uang dan korupsi yang menggerogoti bangsa.
Di tengah tantangan baru ini, tema Milad ke-60 KOKAM, "KOKAM Tangguh, Sinergi Menjaga dan Membangun Negeri", menjadi sangat relevan. Tema ini mengingatkan bahwa KOKAM harus tetap tangguh: memiliki fisik yang sehat, mental yang kuat, spiritual yang kokoh, serta organisasi yang adaptif. Tangguh berarti siap menghadapi segala tantangan zaman dengan semangat pantang menyerah.
Sinergi menjadi kunci penting. KOKAM tidak mungkin berjalan sendiri. Ia harus bersinergi dengan organisasi otonom Muhammadiyah lain, dengan pemerintah, aparat keamanan, dan seluruh elemen bangsa. Dengan sinergi, KOKAM dapat memperluas pengaruhnya, menjangkau lebih banyak masyarakat, dan memberi kontribusi nyata dalam menjaga serta membangun negeri.
Menjaga dan membangun negeri adalah panggilan yang terus relevan hingga kini. Menjaga berarti mempertahankan Pancasila, merawat kebhinekaan, menjaga persatuan, serta mengawal moralitas bangsa. Membangun berarti berkontribusi aktif dalam kehidupan sosial, pendidikan, ekonomi, kesehatan, hingga kebencanaan. KOKAM hadir bukan sekadar pengawal acara Muhammadiyah, tetapi kekuatan sosial yang membawa manfaat luas bagi masyarakat.
Bila kita tarik refleksi ke wilayah Kalimantan Timur, peran KOKAM semakin strategis. Sebagai daerah yang kaya sumber daya alam dan masyarakat yang majemuk, Kaltim menghadapi tantangan besar: kesenjangan ekonomi, kerusakan lingkungan, potensi konflik sosial, serta ancaman degradasi moral di tengah arus globalisasi.