Mohon tunggu...
Muhammad Ilal Sinaga
Muhammad Ilal Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis lah sebagai bentuk apresiasi terhadap keberlangsungan kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

kepemimpinan, Antara Keberlanjutan dan keberlangsungan Organisasi

5 Oktober 2025   00:26 Diperbarui: 5 Oktober 2025   00:38 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen Pribadi

Lhokseumawe, 29 September 2025 --- Acara Pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Malikussaleh berlangsung hangat dan penuh semangat. Momentum ini tidak hanya menjadi seremoni pergantian kepengurusan, tetapi juga wadah pembelajaran kepemimpinan bagi mahasiswa FKIP Unimal.

Dalam kegiatan tersebut, saya berkesempatan menjadi salah satu pemateri dengan topik "Kepemimpinan". Sejak awal, saya menegaskan bahwa kepemimpinan bukan sekadar jabatan atau posisi, melainkan kemampuan untuk menginspirasi dan mengarahkan orang lain. Seorang pemimpin sejati harus memulai dari dirinya sendiri dengan mengelola pikiran, mengendalikan emosi, menjaga integritas, dan menegakkan disiplin.

Saya juga menjelaskan bahwa kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari manajemen. Menurut saya, kepemimpinan adalah soal visi dan arah, sementara manajemen berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, hingga pengendalian sumber daya. Keduanya harus berjalan beriringan agar organisasi memiliki tujuan yang jelas sekaligus pijakan yang kuat.

Dalam penyampaian materi, saya menyoroti beberapa poin penting. Pertama, pemimpin sejati adalah agen perubahan yang menginisiasi, mengarahkan, dan memastikan transformasi berjalan. Kedua, pemimpin harus membangun fondasi organisasi, baik sistem kerja, budaya, maupun pengembangan sumber daya manusia. Ketiga, ada sikap yang perlu dihindari, seperti mendominasi, bersikap egois, atau kehilangan visi. Keempat, pemimpin juga harus memahami gaya komunikasi, mulai dari direktif, transaksional, visioner, hingga kolaboratif, dan menggunakannya sesuai kebutuhan.

Saya menambahkan bahwa mahasiswa FKIP, sebagai calon pendidik sekaligus pemimpin masa depan, harus melatih kepemimpinan sejak dini. Organisasi mahasiswa, termasuk BEM, adalah ruang nyata untuk belajar strategi, mengambil keputusan, membagi peran, hingga melakukan evaluasi.

Sebagai penutup sesi, saya mengajak peserta menuliskan satu komitmen kepemimpinan yang akan mereka jalankan selama masa jabatan. Komitmen itu bisa berupa kedisiplinan, keberanian bersuara, atau menumbuhkan semangat kolaborasi. Menurut saya, kepemimpinan lahir bukan dari langkah besar yang tiba-tiba, melainkan dari kebiasaan kecil yang konsisten dijalankan.

Dari pengalaman saya, pelantikan ini memperlihatkan potensi besar mahasiswa FKIP Unimal. Dengan integritas dan keterampilan manajemen yang baik, mereka diyakini mampu membawa BEM FKIP menjadi lebih progresif dan memberikan manfaat, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun