Banyak orang tua sering kali menganggap sepele jika anak terlihat "juling sedikit" atau hanya mengandalkan satu mata yang lebih dominan. Padahal, itu bisa jadi tanda gangguan penglihatan binokuler yang berpengaruh pada tumbuh kembang mereka.
Penglihatan binokuler adalah fondasi penting untuk koordinasi visual. Anak-anak yang penglihatannya tidak seimbang bisa kesulitan membaca, menulis, atau menangkap bola saat bermain. Hal ini bukan sekadar masalah fisik, tapi juga dapat memengaruhi rasa percaya diri dan kemampuan sosial mereka.
Di era digital sekarang, tantangan makin besar. Kebiasaan menatap layar gawai terlalu lama bisa memicu masalah koordinasi mata. Banyak kasus anak-anak yang mengalami keluhan cepat lelah saat membaca atau melihat ganda. Gejala-gejala seperti ini sering tidak disadari sebagai masalah binokuler.
Untungnya, terapi penglihatan (vision therapy) bisa membantu melatih kembali kerja sama kedua mata. Dengan latihan tertentu, anak-anak bisa diajarkan untuk menggunakan matanya secara bersamaan. Semakin dini ditangani, semakin besar peluang keberhasilannya.
Sebagai orang tua, kita sebaiknya lebih peka. Jangan tunggu sampai anak mengeluh. Pemeriksaan mata rutin, termasuk tes binokular, penting dilakukan sejak usia dini. Karena menjaga penglihatan bukan hanya soal ketajaman, tapi juga soal keseimbangan.
Pada akhirnya, memiliki mata sehat dan mampu bekerja sama adalah anugerah. Mari jaga dan latih agar anak-anak kita tumbuh dengan penglihatan yang tidak hanya jelas, tapi juga seimbang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI