Mohon tunggu...
Muhammad Haldi
Muhammad Haldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Masiswa universitas muhammadiyah malang,jurusan ekonomi pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Covid-19 Mayoritas, Ekonomi Minoritas, Ekspor Impor Terbatas, UMKM Indonesia pun di Ambang Batas

29 Januari 2021   15:59 Diperbarui: 29 Januari 2021   16:10 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 begitulah Namanya,ini adalah virus yang pertama kali terdeteksi di wuhan,China. Menurut Wikipedia,sampai tulisan ini dibuat (20/01/2021) ada sekitar 100.720.602 kasus orang di seluruh dunia yang terinfeksi virus corona, dengan total kematian 2.157.355 kasus di seluruh dunia.dengan data ini menunjukan bahwa virus corona seakan-akan menjadi "mayoritas" di seluruh dunia.jika virus corona ini adalah sebuah negara,pastilah virus corona menjadi negara super power yang mempengaruhi kondisi apapun di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri kasus positif virus corona sebanyak 1,01 juta orang di seluruh Indonesia (20/01/2021) dengan total kasus meninggal 28.468 orang.

Dari data diatas,menujukan virus corona yang menjadi mayoritas pemegang kekuasaan di seluruh dunia,virus tak kasat mata ini pun,melumpuh kan perekonomian di dunia. IMF telah mencatat perekonomian global telah jatuh ke dalam jurang krisis setelah sekitar 95 % negara-negara di dunia diproyeksi mengalami kontraksi atau menderita pertumbuhan ekonomi negatif.

Selain itu,IMF mencatat pandemic virus corona juga telah menyebabkan kerugian perekonomian global sebesar 12 triliun dollar AS atau sekitar Rp.168.000 triliun (kurs 14 ribu).

International Monetary Fund (IMF) menetapkan tahun 2020 sebagai The Great Lockdown pada bulan April 2020 lalu.Ekonomi dunia pada tahun 2020 yang lalu diprediksi lebih buruk dari The great depression 1929 dan Global financial crisis 2008.

Dampak covid-19 terhadap ekonomi dunia diantaranya,pertumbuhan ekonomi dunia masing-masing diprediksi -4,9 %,-5,2% dan -6% hingga -7,6% oleh IMF,Bank Dunia dan OECD.

Tingkat pengangguran menurut Organisation for economic Co-operation and development (OECD)-total Agustus 2020 adalah 7,42 % sementara bedasarakan data Trading Economics,rerata tingkat pengangguran dunida di kuartal IV 2020 diprediksi 9,9%.

Pandemic COVID-19 juga menyebabkan kenaikan kemiskinan global (global poverty pertama damlam beberapa decade terakhir.United Nations mengatakan lebih dari 71 juta orang masuk ke jurang kemiskkinan ekstrim (extreme povrty)di 2020.

Food and Agriculture Organiztion (FAO) memprediksi 132 juta orang akan kelaparan hingga akhir 2020 lalu.

Di Indonesia sendiri,pada saat Indonesia mengalami resesi pada kuratal III akibat covid-19,tercatat pertumbuhan ekonomi indonesia -3,49% ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun (demand) terhadap suatu barang ataupun jasa dan sangat berdampak bagi produsen yang harus memutar akal dua kali lebih keras agar tidak mengalami kerugian akibat dampak pandemic covid-19 sekarang.mulai dari PHK berbagai karyawan,menurunkan jumlah produksi,dan lain sebagainya agar bisa menekan cost produksi serendah mungkin.bahkan menurut informasi dari KADIN (kamar dagang dan industry Indonesia) 6,4 juta pekerja dirumahkan atau di PHK akibat pandemic covid-19.

Sektor usaha yang paling banyak merumahkan atau mem-PHK pekerjanya adalah sektor industry sebanyak 2,1 juta orang,kemudian di ikuti dengan sektor transportasi darat 1,4 juta,sektor restoran 1 juta orang,sepatu atau alas kaki 500.000 orang,sektor perhotelan 430.000 orang,sektor ritel 400.000 orang, serta sektor farmasi 200.000 orang. 

Bahkan endapatan sekitar 82% pelaku usaha mengalami tekanan berat akibat pandemi virus Corona. Hanya sebagian kecil usaha tertentu yang pendapatannya tetap, atau bahkan meningkat meskipun persentasenya kecil.UMKM yang biasanya lebih tahan terhadap gejolak ekonomi, saat ini juga turut mengalami tertekan. Benny menyebut 48,8% UMKM harus tutup sementara karena pendapatannya anjlok, sedangkan 37,9% penjualannya turun lebih dari 30%.[1] 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun