Mohon tunggu...
Muhammad Fariz
Muhammad Fariz Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Manusia dan Emosi

17 Mei 2018   09:06 Diperbarui: 17 Mei 2018   09:11 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan mendasar antara manusia dan makhluk lainnya adalah adanya emosi sebagai motif penggerak dalam kehidupan. Positif atau negatif, emosi tiap orang memiliki keunikan tersendiri dan memiliki arti yang berbeda satu sama lain. Seorang introvert pun sangat gemar mengutarakan emosinya, meski khusus untuk dirinya sendiri.

Pada hewan juga ditemukan emosi, dalam bentuk lebih sederhana. Marah, senang, lapar, takut, dan beberapa jenis emosi lainnya. Satu hal yang unik, emosi manusia sendiri bisa ditelusuri asal usulnya dari primata dan manusia purba. 

Emosi, sebagaimana setiap makluk hidup berevolusi, ia juga berevolusi dan diturunkan dari satu generasi kegenerasi. Emosi tersebut merupakan bentuk komunikasi antar spesies, bahkan lintas spesies. Tak jarang simbiosis terbentuk karena komunikasi tersebut.

Emosi dalam bentuk negatif pun memiliki keindahan. Selalu ada cerita di balik emosi tersebut. Sejatinya ungkapan kesedihan seseorang menunjukkan bahwa ia butuh pertolongan. 

Bayi manusia, bahkan bayi hewan pun saat lahir seketika itu juga meluapkan emosinya dengan menangis. dengan tangisan tersebut ia mengungkapkan bahwa dirinya tak berdaya dan membutuhkan pertolongan. 

Tangisan merupakan salah satu bentuk emosi paling primitif yang hingga sekarang masih menjadi bentuk luapan emosi yang paling efektif untuk diutarakan. Hanya saja pada hewan, terkadang tangisan mereka cukup sulit terdeteksi. Mareka lebih sering mengungkapkan emosi amarah.

Sepanjang perjalanan manusia, sepanjang itu pula evolusi emosi pada manusia terjadi. Bentuk komplek emosi tersebut sedemikian rupa hingga terkadang ia tak dapat dibedakan. 

Seseorang bisa saja tersenyum dan bersedih secara bersamaan. Tak hanya itu, emosi tersebut dapat berlapis, bercampur satu sama lain, bahkan dapat memengaruhi emosi orang-orang di sekitarnya.

Pengkajian mengenai emosi tak lepas dari pembahasan empat karakter manusia dalam ilmu psikologi, yaitu sanguinis, koleris, plegmatis, dan melankolis.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun