Mohon tunggu...
muhammad farhan
muhammad farhan Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

Muhammad Farhan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berhaji bagi Si Miskin

3 Maret 2023   19:49 Diperbarui: 3 Maret 2023   22:20 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa orang terdekat di keluarga saya memiliki minat tinggi untuk berhaji. Mereka ialah para bibi dan bude. Nenek juga termasuk. Bentuk antusias mereka untuk berhaji tercermin dari upaya keras yang dilakukan. 

Bahkan di tengah kemampuan finansial yang sulit, mereka masih sempat menyisihkan sebagian uang untuk dimasukkan ke tabungan haji. Adapun saya dan para sepupu tidak seperti beliau-beliau. 

Minat kami untuk berhaji tidak semeledak minat berjahi generasi orang tua kami. Mungkin hal ini terjadi karena kami disibukkan dengan urusan akademik dan upaya untuk memulai kemandirian finansial.

Ternyata tidak semua paman dan bibi memiliki minat yang kuat untuk berhaji. Ada beberapa orang di antara mereka yang tampak tidak berminat untuk berhaji. 

Sepengetahuan kami, para keponakannya, beliau-beliau ialah orang tua yang termasuk ke dalam kelas ekonomi menengah dan kelas menengah ke bawah. Sepertinya minat berhaji mereka tertimbun oleh minat untuk menyejahterakan keluarga. 

Kedua orang tua kami termasuk golongan tersebut. Bagi mereka kesuksesan anak dalam meraih cita-cita lebih lenting daripada kesuksesan pribadi. Masih dapat dimungkinkan adanya penyebab lain atas hal tersebut.

Nenek dan para bibi selalu mendongengkan kami kisah-kisah religius pada masa kecil. Hal ini sudah menjadi tradisi kekuarga. Tradisi tersebut membentuk kepribadian religius saya dan para sepupu. 

Paling tidak, dari masa kanak-kanak sampai masa remaja, kami takut setan. Seiring bertambahnya usia, saya menyadari suatu hal mengenai dongeng-dongeng masa kecil kami. 

Dari dongeng-dongeng tersebut tersirat niatan nenek dan para bibi untuk berhaji. Niatan itu sangat kuat dan dalam. Tercermin dari linangan yang terbendung di mata mereka ketika menceritakan keutamaan dan kenikmatan ibadah haji. 

Lisan mereka bertutur cerita; mata mereka bersuara rintih doa agar bisa melihat langsung ka'bah, padang arafah, dan masjid Nabawi. Mereka sangat ingin menyempurnakan rukun Islam mereka. 

Akan tetapi, biaya untuk berhaji tidah murah. Ditambah lagi keadaan finansial kurang memadai. Alhasil, keinginan berhaji menjelma mimpi di waktu tidur dan waktu terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun