Mohon tunggu...
Muhammad Fajri
Muhammad Fajri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Student of Islamic Philosophy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sisi Gelap Masa Keemasan Islam

25 Februari 2025   07:14 Diperbarui: 25 Februari 2025   07:15 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa keemasan Islam ( Islamic Golden Age ) berlangsung kira-kira dari abad ke-8 hingga abad ke-14, dan dimulai pada era Kekhalifahan Abbasiyah, khususnya pada masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid (786--809 M) dan mencapai puncaknya di era putranya, Al-Ma'mun (813--833 M). Pada periode ini, dunia Islam mengalami kemajuan pesat dalam berbagai bidang seperti sains, kedokteran, matematika, filsafat, sastra, dan teknologi. Pusat intelektual utama saat itu adalah "Baitul Hikmah" di Baghdad, yang berfungsi sebagai perpustakaan, akademi, dan pusat penerjemahan besar. Banyak karya filsuf Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, yang kemudian membantu perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa setelahnya.

Masa inilah yang menjadi kebanggaan umat muslim pada umumnya, dimana Islam menjadi pusat peradaban dunia pada saat itu dengan berbagai bidang yang dikuasai oleh umat Islam di bawah kepemimpinan Kekhalifahan Abbasiyah, dan Khalifah Harun al-Rasyid menjadi superstar yang berasal dari Khilafah Abbasiyah. Berbagai macam penemuan ditemukan dan bahkan masih digunakan hingga hari ini di berbagai macam bidang mulai dari kedokteran, sains, matematika, teknologi, dll. Namun apakah kalian tau dibalik kekuasaan yang mewah dan kejayaan Islam pada saat itu ada beberapa sisi gelap yang dilakukan oleh penguasa dari Khilafah Abbasiyah? Terutama Khalifah Harun al-Rasyid.

Mulai dari berdirinya Kekhalifahan Abasiyyah diawali dengan perang saudara yang terjadi antara Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah, pertumpahan darah terjadi secara besar. Bani Abbasiyyah menggunakan aspirasi rakyat sehingga timbul pemberontakan yang dilakukan oleh Bani Abbasiyyah untuk menggulingkan Bani Umayyah, mereka juga menggunakan Bani Hasyim atau Alawiyyin sebagai dukungan dengan dalih mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Nabi Muhammad dikarenakan mereka adalah keturunan dari paman Nabi Muhammad yaitu Abbas. Pada awal kekuasaan Bani Abbasiyyah As-Saffah menjadi khalifah pertama dari Bani Abbasiyyah, kekhalifahan yang berdiri atas darah saudaranya sendiri memiliki banyak sisi gelap mulai dari awal kekuasaannya. Dia juga dikenal sebagai "Sang Penumpah Darah" karena menghabisi semua keturunan Bani Umayyah dan khalifah terakhir dari Bani Umayyah dalam memenangkan peperangan Zab di tahun 750 M.

Berpindah ke kekuasaan Harun al-Rasyid, sang superstar yang sangat amat dikenal. Tapi apakah dia sepenuhnya khalifah yang adil? Akbar Shah Najeebabadi menulis dalam bukunya yang berjudul "The History Of Islam" menyebutkan pada tahun 176 H, sebuah revolusi pecah di wilayah yang bernama Daylam, sebuah daerah pedalaman di sebelah barat Pegunungan Elburz (Iran sekarang). Tokoh yang menginisiasi gerakan revolusi ini adalah Yahya bin Abdallah bin Hasan bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib , adik dari Idris bin Abdullah yang berhasil mendirikan Dinasti Idrisiyah di Maroko. Revolusi ini disebabkan oleh keturunan dari Ali bin Abi Thalib yang oleh pendahulu sekaligus saudara dari Harun al-Rasyid diberlakukan pembantaian terhadap keturunan Ali bin Abi Thalib. Pada era kepemimpinan Khilafah Abbasiyyah pembantaian terhadap keturunan Ali bin Abi Thalib yang dikenal sebagai Alawiyyin atau Sayyid juga Syarif diberlakukan secara massal karena kebenciannya dan pengaruh yang dimiliki oleh Bani Hasyim terhadap masyarakat kala itu. Dalam buku "The History of al-Tabari" dikisahkan bahwa ketika mengetahui bahwa keturunan Ali bin Abi Thalib yaitu Yahya bin Abdullah dan Idris bin Abdullah mampu mengumpulkan masa yang besar dalam melawan Harun al-Rasyid, lalu Harun al-Rasyid langsung tertekan sedemikian rupa. Hingga dia tidak meminum anggur kurma (nabidb) selama beberapa hari. 

Ahmad al-Muhajir salah seorang keturunan Ali bin Abi Thalib atau seorang Sayyid terkenal di Asia Tenggara melakukan hijrah karena suasana yang sangat mencekam di Basrah, beliau hijrah ke Hadhramaut setelah bermukim 1 tahun di kota kakeknya yaitu Madinah. Kakek dari Ahmad al-Muhajir yang merupakan keturunan Ali bin Abi Thalib juga merupakan keturunan Nabi Muhammad yaitu Ja'far Shadiq salah seorang Imam dari Ahlulbait yang merupakan guru baik secara langsung maupun tidak langsung dari pada 4 imam madzhab terutama merupakan guru langsung dari Imam Hanafi dan Imam Malik diracun oleh salah seorang khalifah dari Bani Abbasiyyah yaitu Mansur al-Dawaliki. Hal yang serupa juga terjadi terhadap anaknya yaitu Musa al-Kazim, sebelum diracun oleh Harun al-Rasyid beliau dipenjara selama bertahun-tahun dan berpindah-pindah antara satu penjara ke penjara lainnya. Sampai akhirnya diberikan kurma sehingga dia diracun oleh Harun al-Rasyid. 

Makmun seorang pelanjut dari Harun al-Rasyid, juga membunuh salah seorang Wali Qutb di zamannya yang juga merupakan seorang Sayyid atau keturunan dari Ali bin Abi Thalib yaitu Ali Ridho. Setelah sulit dalam mengalahkan pamor dari seorang pemimpin Bani Hasyim pada zaman itu Makmun menjadikannya sebagai tangan kanannya agar bisa mengontrol pamor dan masa yang dimiliki oleh Ali Ridho, akan tetapi segala upaya dilakukan namun dia tidak bisa mengambil hati sebagaimana Ali Ridho mengambil hati umat pada saat itu. Sehingga Makmun harus membunuh Ali Ridho dengan meracuninya untuk mematikan pamor dan pengaruh yang dmilikinya.

Semua kepemimpinan dan masa keemasan Islam yang dipimpin oleh Khilafah Bani Abbasiyyah berdiri dari darah-darah saudara seagama bahkan orang-orang terpandang dan juga banyak yang merupakan ulama dan wali dari awliya' illah demi melanggengkan kekuasaannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun