Bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) selama bulan Ramadan bisa menjadi pedang bermata dua.Â
Di satu sisi, karyawan dapat menikmati kenyamanan bekerja tanpa harus menghadapi perjalanan panjang atau kemacetan, sehingga energi dapat lebih terjaga untuk menjalani puasa.Â
Selain itu, fleksibilitas waktu kerja memungkinkan mereka untuk menyesuaikan ritme kerja dengan kondisi fisik, terutama saat energi masih optimal.
Namun, di sisi lain, WFH juga menghadirkan tantangan tersendiri. Kurangnya interaksi langsung dengan rekan kerja bisa membuat komunikasi dan koordinasi menjadi kurang efektif.Â
Selain itu, lingkungan rumah yang penuh distraksi, seperti tugas rumah tangga atau godaan untuk beristirahat lebih lama, dapat menghambat produktivitas.Â
Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan tersebut, pertanyaannya adalah, apakah WFH selama Ramadan justru meningkatkan produktivitas, atau malah sebaliknya?Â
Fleksibilitas Waktu: Kelebihan dan Tantangan
Salah satu keuntungan utama WFH adalah fleksibilitas dalam mengatur waktu kerja. Selama Ramadan, hal ini menjadi nilai tambah karena karyawan dapat menyesuaikan jadwal kerja dengan kondisi fisik mereka.Â
Misalnya, mereka bisa memanfaatkan waktu setelah sahur, saat energi masih penuh, untuk menyelesaikan tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi.Â
Begitu pula menjelang berbuka puasa, mereka bisa mengalokasikan pekerjaan yang lebih ringan agar tetap produktif tanpa merasa terlalu lelah.