Mohon tunggu...
Muhammad Daffa F.
Muhammad Daffa F. Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa HI / Enthusiasta de la comida

Suka makan,jalan-jalan,nonton film,baca buku dll

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengaruh Pemimpin Islam di Andalusia terhadap Perkembangan Keilmuan di Eropa

29 Oktober 2019   12:58 Diperbarui: 29 Oktober 2019   12:57 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pemerintahan selalu memilik peran terhadap sosial dan ekonomi masyarakat yang hidup di bawah naungan negara, tentunya juga terhadap agama dan perkembangan keilmuan di sebuah daerah karna selalu dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam menentukan arah daerah yang mereka pimpinan, hal ini sudah berlaku dari zaman kepemimpinan Rasulullah SAW yang mana tidak hanya mementingkan masalah agama dalam berdakwah akan tetapi juga memiliki kesadaran tinggi akan pentinganya pengaruh sosial,ekonomi dan juga pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam naungan beliau. 

Begitu pula dengan kepemimpinan di saat Muslim memulai penjelajahan ke penjuru negeri untuk menyebarkan agama Islam di muka bumi, orang Islam di Semenanjung Iberia disebut bangsa Moor juga merasakan hal yang sama disaat pemerintahan mulai dikuasai Islam tidak hanya perkembangan dalam bidang ekonomi akan tetapi juga memberikan nafas baru bagi Eropa dalam keilmuan yang sekarang sudah dirasakan masyarakat Eropa dan dunia.

PERANG SAUDARA

Pada masa awal-awal Islam masuk ke Andalus banyak sekali konflik internal tidak hanya karna banyak perselisihan antar elit penguasa akan tetapi juga perbedaan etnis dan golongan menjadi akbiat dari banyaknya konflik internal, maka dari itu bisa dibilang pada awal masuk Islam ke Andalus politik belum bisa stabil dan belum sempurna karna banyaknya gangguan dari dalam dan juga dalam seperti sisa-sisa musuh Islam yang bertempat tinggal di daerah-daerah pengunungan yang tidak ingin tunduk pemerintahan Islam. 

Dari sisi internal banyak yang merasa mereka berhak untuk menguasai daerah Iberia. Seringnya konflik internal dan perang menghadapi musuh dari eksternal, maka masa awal-awal Islam di Andalus masih terhambat dalam peradaban dan kebudayaannya. Meskipun begitu Muslim di Andalusia pada umumnya hidup tentram dan baik-baik saja karna mereka hidup dengan menerapkan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai kemampuan mereka meskipun banyaknya pertikaian di kalangan elit politik dan pada zaman itu ada utusan bernama Yahya bin Yahya Al-Laythi yang akhirnya menjadi Imam Madzhab Maliki setelah belajar dengan Imam Malik bin Anas.

MASA KEKHALIFAHAN KORDOBA

Stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik, akan tetapi tidak ada gereja Kristen yang lain juga ikut menghiraukan gerakan tersebut karna sebenarnya pemerintahan Islam sangat toleran terhadap non-Muslim, bahkan banyak sekali kegiatan dan perkembangan dari gereja Kristen sendiri seperti izin mendirikan gereja baru bahkan bisa masuk sebagai pegawai pemerintahan dan militer. Akan tetapi sangat disayangkan banyaknya masalah pada era ini datang dari akibat dari internal umat Islam sendiri karna adanya golongan pemberontak di Thulaithulah di tahun 852 M yang membentuk negara kota sendiri.

Pemberontakan terhadap 'Umar bin Hafsun dan juga perselisihan antara orang Berber dan orang Arab yang kemudian di era setelahnya dipimpin oleh Abdurrahman III di tahun 912 M dan menjadi Khalifah di tahun 929 M. Di era kepemimpinan khalifah ini yang mana menjadi "Golden Age" tidak hanya di bidang agraria dan pertanian akan tetapi juga ketahanan pangan dan ekspor-impor berjalan sangat baik, begitu pula dengan kebudayaan yang mana Kordoba menjadi salah satu pusat budaya terdepan yang akhirnya melahirkan banya cendikia seperti Ibnu Rusyd dan Abul Qasim yang berpengaruh terhadap keilmuan di Eropa pada abad kegelapan. Banyak perpustakaan dan universitas mejadi destinasi bagi para Muslim dan Non-Muslim untuk mencari ilmu di Andalus yang mana akhirnya memiliki pengaruh pada era Renaisans di Eropa seperti Ibnu Sina dan Al- Bitruji.

ERA TAIFA

Pada abad ke-11 tepatnya di tahun 1031 Kekhalifahan Kordoba terhapuskan akibat perang saudara yang membuat keruntuhan pemerintahan Islam. Terpecahnya Andalusia membuat banyak kerajaan-kerajaan kecil atau Taifa. Di masa ini pula juga banyak sekali konflik internal, politik Islam kacau dan orang Kristen melakukan penyerangan untuk pertama kalinya. Meskipun begitu keilmuan tetap berjalan maju dan berkembang, karna pelindungan terhadap sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan khusus selama politik tidak stabil.

TOLERANSI BERAGAMA ISLAM ABAD PERTENGAHAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun