Mohon tunggu...
Muhammad Aufa Fadhiil Azhar
Muhammad Aufa Fadhiil Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa Mercubuana

Saya adalah seorang profesional multidisipliner dengan latar belakang sebagai editor, fotografer, dan streamer. Berpengalaman dalam dunia kreatif dan digital, saya terbiasa bekerja dengan detail, visual storytelling, dan membangun komunikasi yang kuat dengan audiens melalui berbagai platform. Saat ini, saya mengembangkan karier di bidang politik, menggabungkan kemampuan kreatif dan komunikasi digital saya untuk mendukung strategi komunikasi, kampanye, dan pencitraan publik. Perpaduan antara dunia visual dan politik menjadi kekuatan saya dalam menyampaikan pesan yang kuat, relevan, dan berdampak. Dengan semangat adaptif dan pendekatan yang strategis, saya terus belajar dan berkembang untuk menjembatani dunia kreatif dengan dinamika dunia kebijakan dan isu-isu publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Disinformasi, Fitnah dan Ujaran Kebencian di Era Digital: Ancaman Serius yang Harus Dilawan Bersama

3 Oktober 2025   22:05 Diperbarui: 3 Oktober 2025   21:05 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di era digital yang semakin maju, Indonesia menghadapi tantangan besar berupa disinformasi, fitnah, dan ujaran kebencian yang makin meluas dan berbahaya. Meski internet membawa kemudahan akses informasi, ironisnya informasi palsu dan konten negatif tersebar dengan sangat cepat, terutama lewat media sosial.

⚠️ Situasi Disinformasi di Indonesia Tahun 2025

Berdasarkan pantauan berbagai lembaga dan data riset, setiap bulan terdapat ratusan isu hoaks dan disinformasi yang beredar di masyarakat. Klaim-klaim palsu soal kebijakan pemerintah atau isu-isu sensasional kerap dibuat untuk memprovokasi kekhawatiran dan memecah belah.

Selain itu, ujaran kebencian di ruang digital juga mengalami peningkatan signifikan, terutama yang menyasar kelompok minoritas agama, etnis, maupun komunitas gender dan orientasi seksual. Hal ini memperburuk polarisasi sosial dan berpotensi memicu konflik.

📊 Peran Media Sosial dan Algoritma

Media sosial menjadi medan utama penyebaran disinformasi dan ujaran kebencian di Indonesia. Algoritma platform cenderung mengedepankan konten yang memicu emosi seperti kemarahan dan kebencian, sehingga konten negatif mudah viral. Banyak pengguna yang belum memiliki literasi digital memadai untuk membedakan fakta dari hoaks.

✅ Peran Akun Instagram Cek Fakta Indonesia

Salah satu sumber terpercaya dalam memerangi hoaks adalah akun Instagram Cek Fakta Indonesia (@cekfaktaindonesia). Akun ini secara rutin melakukan verifikasi dan klarifikasi berbagai informasi yang beredar luas di media sosial. Dengan metode jurnalistik yang ketat dan independen, mereka membantu masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mencegah penyebaran berita palsu.

Pengguna internet didorong untuk mengikuti akun ini sebagai rujukan utama dalam memeriksa kebenaran suatu informasi sebelum membagikannya.

🌐 Dampak Disinformasi dan Ujaran Kebencian

  • Meningkatkan polarisasi sosial

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun